18 Nov 2013

"BADMINTON" antara hobi, kegilaan, dan harga diri bangsa

yahoooww.... para stalker blog gue yang setia. ditengah badai (*baca : hujan .red) seperti ini, daripada bermalas-malas di tempat tidur, gak ada salahnya untuk sekedar bikin tulisan-tulisan gaje di blog :p oke, masih seputar olahraga tepok bulu, kali ini gue mau ngasi sedikit cerita bagaimana suka-dukanya jadi seorang penggila badminton garis keras.

dari gue umur 6 tahun, gue memang udah suka sama olahraga yang satu ini, awalnya bermula ketika kakak gue beli raket (*ya, walaupun raket murahan sih, cekikikkik :p ) dan bermain bulutangkis di halaman depan rumah gue. gue yang hanya seorang anak kecil berpikiran mentok dengan IQ nungging hanya bisa jadi supporter penggembira kakak-kakak gue saat itu (*ya, walaupun sekarang masih tetep jadi seorang supporter dan gak pernah naik pangkat jadi atlet kek gitu... ihihihihiiw :3 lihatlah, dari kecil aja gue udah jadi supporter garis keras. muehehehe... ) dan dulu, atlet bulutangkis yang hanya gue ketahui gak jauh-jauh dari taufik hidayat. ya, waktu dulu sih, gue adalah anak kecil gila yang selalu mesem-mesem kalo ngeliat muka kece aa' taufik hidayat ngucing di tipiikk (*apalagi yang waktu iklan ekstra joss abis doi jadi juara dunia :p )

gue tau alan-susi pun ketika gue diceritain sama kakak ke-2 gue. namun, pada akhirnya, gue menemukan artikel susi-susanti dan alan budikusuma di buku bahasa sunda kelas 2 SD dulu (*ya, meskipun gue harus memohon sana-sini sama temen gue buat nge-translate tuh artikel 1 :p ). di tahun 2005, ahhaa... ini dia awal mula gue jatuh cinta pada pandangan pertama dengan seorang pebulutangkis cantik (*eehh... cantik apa ganteng ya?? tapi ya namanya perempuan yaa... gue bilang cantik aja-lah :p ) liliyana natsir namanya. tahun 2005 di bulan agustus, saat itu umur gue belum pula beranjak 10 tahun, gue ngelihat wujud idola gue pertama kali di tipiikk, di acara berita di salah satu stasiun tipiikk swasta surya citra televisi (*baca: SCTV .RED) LIPUTAN 6 siang. seinget gue sih, dulu liliyana atau yang akrab dipanggil butet masih terlihat imut khas anak-anak ABG 19 tahun. (*kayak gue sekarang ini lhooo... :p *kemudian gue dilempar kancut sama readers blog gue :p * ). ya, dengan potongan rambut pendek dengan warna mentereng : merah sedikit kecoklatan, doi nampak manis sekali.

2 tahun berselang, lagi-lagi ketika gue baca koran pagi (*allahh.. gaya mulu baca koran, biasa juga baca komik :p ) gue menemukan berita tentang kemenangan ci butet di koran tersebut. yes, lagi-lagi doi menang juara dunia. gue masih inget, di koran itu ada foto doi, tapi sayangnya, koran itu keburu dikilo-in duluan ama bokap. hihihihihi *pllaakk....* setahun kemudian, disaat pagelaran turnamen bulutangkis paling bergengsi kelas dunia ; thomas & uber cup 2008 disiarkan di trans tipiik dan trans 7, gue sedikit shock saat mengetahui idola gue yang  dulu sering gue panggil "kakak cantik" itu berubah menjadi seorang gadis super tomboy dan rambut yang cepak (*you know, butet selalu terlihat berbeda wajahnya jika doi ganti model rambut. sebab itulah gue juluki dia dengan panggilan "thousands face") tapi, dari dulu hingga sekarang yak tak pernah berubah dari doi, adalah gaya-nya yang khas saat nge-lap keringet dilapangan. begitu keren nan elegan sekali (*okkee.. ini terlalu lebay).

itu tadi sedikit review-review tentang awal mula gue jadi seorang supporter badminton garis keras. "BADMINTON" antara hobi, kegilaan, dan harga diri bangsa. bulutangkis sepertinya telah membawa efek besar dalam kehidupan gue. gue gak pernah merasa segila ini terhadap sesuatu hal. misal, ketika ada pertandingan bulutangkis, gue sedapat mungkin harus mencari cara agar gue bisa diem-diem ngabur ke istora buat nge-live, atau dengan perjuangan keras, gue harus bersabar rebutan channel TV sama bonyok demi nonton siaran bulutangkis di tipiikk. as do you know, di indonesia, sangat sulit sekali untuk menonton pertandingan bulutangkis di TV nasional atau tv swasta. jikalau ada-pun, paling hanya TV kabel / berbayar yang rajin menyiarkannya. mau gak mau, walaupun modem lelet-nya masya allah sekali buat diajak live streaming, tapi tetap hasrat ingin menonton dan sekedar teriak-teriak histeris jika idola akan bertanding. ya, bahkan tak jarang, sebagai seorang fans badminton garis keras, pasti paling getol kalo di jejaring sosial untuk sekedar update score. ya, walaupun sering dianggap tukang nyampah di temlen atau beranda, tapi ada sedikit kepuasan tersendiri saat bisa berbagi informasi kepada yang lain perihal atlet idola mereka kalah/menang.

pernah, saat gue ikut berpartisipasi dalam kirab atlet juara dunia agustus kemarin, pak gita mengatakan kalau dia akan berusaha agar stasiun TV mau menayangkan pertandingan badminton. saat itu, gue yang udah kayak bocah sakau, nyeletuk omongan pak gita barusan sambil sedikit ditambah bumbu curhat. "iya pak, betul tuh pak. saya kan mahasiswa pak, duit jajan saya abis mulu pak buat beli pulsa modem cuma buat streamingan badminton". ya kira-kira begitulah bunyi-nya :p

baiklah, ini cuma iseng-iseng belaka aja kok, kalo artikel di blog ini kurang berkenan, bisa dikoment langsung disindang. oke, sebagai tanda mata, ini dia video taufik hidayat yang gue bilang tadi. kalau anda fans fanatik pasti pernah lihat iklan ini. cekidoott...



ehehe... maaf kalo resolusinya kecil. agan-agan juga bisa kok cari di youtube dengan keyword "iklan extra joss versi taufik hidayat" mehehee... :D

Tidak ada komentar: