9 Nov 2013

Dok... jangan lepasin susuk saya


Haiiihooo readerrss :D *Kemudian hening* balik lagi bersama saya si author paling nyeleneh se-jagad BL. Setelah sekian lama mati suri(?) dari kebiasaan dodolnya bikin penbung dengan cerita-cerita gaje, iseng-iseng author berpikiran untuk kembali lagi menghasilkan sebuah mahakarya idiotnya. Ya, sebenernya yang kemarin-kemarin itu gak benar-benar pensiun sih, mueheheh... Oke, masih tentang cerpen “haha-hihi” khas si author koplak satu ini. kisah seorang wanita yang bisa dikatakan “kufur nikmat” dengan kecantikan yang dimilikinya. well, bagaimana ceritanya? Lets capcuuyy on TeKaPeh :p
Title       : Dok... jangan lepasin susuk saya
Author  : amelia setsuna shan aka. Amelia ulfa
Cast       : rendra wijaya as dokter rendra
                  Lee youngdae as dokter dae
                  Liliyana natsir as liyana
                  M. rijal as dukun pelet; mbah ijal
                  Tontowi ahmad as mas owi
                  Hendra setiawan as koh hendra
Genre   : comedi, romance
Ratting : 17 tahun kesamping :p
************************************

Liyana’s pov :
Ini sebuah kisah dodol gue yang terobsesi dengan satu hal : kecantikan. Ya, entah mengapa padahal gue udah terlahir cantik sejak orok, tapi mungkin memang sifat alamiah manusia yang gak pernah puas, gue masih merasa kurang puas dengan kecantikan yang gue miliki. Hingga suatu hari, entah ada angin kentut(?) macam apa yang membawa gue ke sebuah gubug praktek perdukunan di desa terpencil di sekitar daerah pedalaman bandung. Berawal dari ke-kekian gue karena pacar-pacar gue banyak yang berpaling dari gue, akhirnya gue memutuskan untuk masang susuk penambah aura di wajah gue. Terdengar gila sih emang, tapi entahlah, gue lagi gelap mata saat itu. Dengan tekad kuat gue pergi sendirian ke tempat praktek perdukunan si dukun spesialis dukun pelet yang punya nama mbah ijal. Setelah konsultasi banyak sama si mbah, akhirnya gue setuju buat pasang susuk tersebut. Kira-kira begini kejadiannya....
...............................................

Flash back, @gubug praktek perdukunan mbah ijal, juli 2011
Gue sampai di sebuah gubug anyep tempat praktek perdukunan si mbah ijal. Keadaan gubugnya sedikit menyedihkan. Gubug yang terbuat dari dinding anyaman dan beratapkan daun rumbia ini memiliki hawa mistis saat masuk di dalamnya. Sembari memberi salam kepada si empunya gubug, dengan segala hormat layaknya orang bertamu gue ucapkan salam.

“punten mbaahh...” sapa gue kepada si mbah ijal, si dukun dengan jenggot dan brewok super lebat di wajahnya.

“iiyyoo... monggo mbak’e ayookk masuk... masukk...” jawab si mbah dengan jumawa sambil mempersilahkan gue masuk ke dalam ruang pribadinya.

Hal yang pertama membuat gue melongo nista saat memasuki ruang praktek khususnya itu berbanding terbalik dengan keadaan penampilan luar gubugnya. Persetan!! gubug dukun macam apa yang didalamnya terdapat pendingin ruangan, satu set home theatre, sebuah laptop, dan alat alat ilmiah canggih lainnya? Gila!

“sore mbahh... saya liyana” ucap gue ke si mbah yang mulai ngidupin laptop branded “apple”nya yang nangkring manis di meja kayu jatinya yang kokoh tersebut.

“sore mbak, ada yang perlu dibantu? Weiisss monggo bicarain semuanya, siapa tau mbah bisa bantu.” Jawab si mbah ijal sambil elus-elus jenggotnya.

“eehhmm... nganu mbah, akhir-akhir ini pacar-pacar saya kok jadi sering berpaling dari saya ya mbah? Padahal saya udah cantik kurang cantik apalagi coba mbah?” ujar gue dengan intonasi suara sedikit senewen.

“oohh... begitu, boleh mbah liat garis telapak tangannya mbak liyana?” tanya si mbah yang sejurus kemudian dengan senang hati gue langsung nyodorin telapak tangan gue ke doi.

Cukup lama doi memandangi garis telapak tangan gue, setelah dilihat dari sisi manapun, doi hanya mengelus-elus jenggotnya sebentar, lalu menyuruh gue buat letakin tangan gue ke alat pemindai. Setelah di periksa, si mbah lalu berkata dengan mantap.

“waahhh mbak, setelah ditilik dari garis telapak tangan si mbak, saya yakin penyebabnya itu karena pacar-pacar mbak gak tahan godaan sama seorang wanita cantik yang punya aura kekuatan magis yang bisa bikin pacar-pacar mbak tergila-gila padanya. Ini pelet! Ya, pelet ini Cuma bisa dilakukan oleh seorang wanita. Sepertinya wanita tersebut punya motif untuk merusak hubungan mbak dengan pacar mbak.” Jawab si mbah dengan mantap.

“lalu, apa yang harus saya perbuat mbah?” tanya gue pada si mbah.

“ya, tentu! Mbak liyana hanya butuh memasang susuk aura pengasihan di sekitar area wajah mbak. Tapi, untuk menggunakan susuk ini, tentu ada ritual khusus yang mbak harus taati dan ikuti. Apa mbak siap??” tanya si mbah

“emang, ritual yang harus saya lakuin sebelum pasang susuk ini apa aja mbah?” tanya gue sedikit ragu-ragu.

“santai aja kok mbak, gak ribet. Mbak Cuma perlu ngelakuin ritual puasa mutih selama 3 hari, cuci muka pake tanah liat merah , dan mandi pake air mawar dalam 3 hari berturut-turut, jika sudah lakukan 3 ritual yang mbah sebutkan tadi, mbak liyana boleh datang kemari lagi.” Ujar si mbah yang memberitahukan ritual apa saja yang harus gue lakukan sebelum memasang susuk tersebut di wajah gue.
************************

Gue akhirnya setuju dengan tawaran si mbah ijal. Atas saran doi, gue lakuin semua ritual yang disuruh oleh si mbah, mulai dari ngelakuin ritual puasa mutih, mandi pake air mawar, dan cuci muka pake tanah liat merah selama 3 hari 3 malam berturut-turut. Hingga saatnya tiba, gue kembali mendatangi tempat praktek perdukunan si mbah ijal. Dengan melakukan persiapan yang matang(?), akhirnya gue digiring si mbah ke ruang operasi(?). sebelum masuk ke dalam ruang operasi, si mbah nyuruh gue buat melepas baju gue dan menggantinya dengan kain basahan. Dengan telaten, si mbah mulai membacakan mantra dan jampi-jampi ke sebuah benda yang ada di dalam cawan suci-nya. Setelah dirasa cukup membacakan mantra dan jampi-jampinya ke susuk tersebut, doi menempelkan sebutir(?) emas kecil berukuran nano yang tak kasat mata tersebut ke dalam rahang pipi gue, lekukan hidung, bibir, dan dagu gue. Ritual pasang susuk pun selesai, dengan percaya diri gue bercermin di gubug si mbah ijal. Gue pandangi diri gue yang terlihat menarik(?) di depan cermin besar dekat ruang operasi-nya si mbah. Dirasa puas, akhirnya gue pulang kerumah dengan perasaan bahagia. Gimana nggak, wong sekarang gue udah semakin cantik. Dapat gue rasakan manfaatnya(?) susuk tersebut saat gue pergi ke sebuah tempat perbelanjaan di daerah kelapa gading. Semua mata para kaum adam menatap penuh takjub ke arah gue. Ya, dengan begini, gue bisa merebut kembali perhatian pacar-pacar gue yang sempat berpaling dari gue. Penampilan gue makin bercahaya dengan wajah gue yang terlihat cantik sempurna. Entah ini efek kekuatan magis susuk yang ada di wajah gue atau bukan, sejak masang susuk, BBM, whatsapp, line gue jadi pada rame. Yess!! Rame sama cowok-cowok yang spik-spik modus ke gue. Mulai dari cowok yang maaf “jelek” sampe yang kece super semua berbondong-bondong nge-add gue, gak terkecuali si mantan. Mas owi dan koh hendra perlahan mulai mencoba untuk merajut lagi hubungan kita yang pernah kandas. Koh hendra ngajakin gue ketemuan di sebuah kedai sushi di dekat kantornya. waktu ketemuan, kita sih ngerasa biasa- biasa aja. Hanya saling melempar senyuman satu sama lain. Hingga akhirnya koh hendra memulai percakapan untuk memecah kebisuan diantara kita.

“Eehhmm... kamu laper gak liyana? Pesan aja apa yang kamu suka, hari ini aku traktir deh.” Ujar kohend yang mulai membuka daftar menu.

“aahhh... jadi ngerepotin koko nih. Eheehhee...” jawab gue sambil tangan gue petakilan garuk-garuk kepala gue yang gak gatel.

“udah pesan aja, kita makan-makan dulu, baru abis ini ada hal serius yang pengen koko omongin sama kamu.” Ucap kohendra yang telah memutuskan untuk memilih menu makanan di kedai sushi ini sembari memanggil si pelayan.

Gue Cuma bisa nurut. Yekeleesss gitu doi ngajak gue balikan lagi? Atau jangan-jangan... doi mau ngasi surprise buat gue?? Aaiihhh jadi gak sabar :p dengan suara lirih, kohend kembali membuka mulutnya.

“liyana...” panggil kohendra sejenak.

“Iya koh, kenapa?” tanya gue sambil menatap matanya dalam-dalam. Sedalam celana dalam merah muda yang gue pake hari ini(?) *lhhooo??

“kamu keliatan makin cantik sekarang. Keliatan berbeda dari liyana yang pernah kukenal dulu.” Jawab kohendra yang mulai menunduk salting karena gue tatap langsung matanya.

“hah? Maksudnya?” heran gue yang gak mengerti maksud perkataan kohend.

“iya, selain makin cantik, entah kenapa aku ngeliat ada aura yang berbeda yang terpancar dari wajah kamu. Kamu seperti bintang yang bercahaya yang sulit untuk aku gapai.” Jawab kohend yang like as usual, ngeluarin kata-kata perumpamaannya yang sulit dicerna di otak mungil gue yang rada ngangkang ini :p

“hooo... lebay benjeett sih koh, yaampun biasa aja keleeesss... gue tetep liyana yang pernah koko cintai dulu kok :p “ jawab gue sambil mencubit lengan kohendra dengan mesra :p

Lagi asik-asik mesra-mesraan, si pelayan dengan pakaian yukata lengkap sedari tadi asyik-masyuk ngeliatin kemesraan kita berdua sambil senyam-senyum laknat(?). diihh... ini pelayan rada-rada ehh... ngapain doski senyam-senyum ngeliatin gue? Pppfffttt  -_-

“eeehhh... anuu.. maaf mas, mbak, ini pesanannya. Maaf menunggu lama ya?” jawab si pelayan dengan pakaian yukata ala pelayan resto jepang lainnya.

“aahhaa.. iiee... daijoubu desu. Onna, arigatou gozaimasu  (*ahhaaa... gak kok, gakpapa-gakpapa. Terimakasih nona .red)” jawab kohend dengan membungkukkan badannya sedikit sebagai rasa penghormatan.

“nee... nee... dou ita” ucap si pelayan dengan bahasa jepang lumayan lancar. Sejurus kemudian si pelayan berlalu meninggalkan kita berdua.

Kita berdua kembali melanjutkan perbincangan yang tadi sempat tertunda. Gue masih tetap asyik menikmati makan siang gue. Perlahan, kohendra yang sudah selesai menghabiskan seporsi miso soup-nya mulai angkat bicara. Dengan sedikit berdehem untuk sekedar check-check sound, doi memasang tampang serius. Ia menghela nafasnya lalu kentutkan.

“liyana, inilah hal yang ingin aku omongin sama kamu.” Ujar kohendra mantap dengan suaranya yang ngebass seksi.

“iiyyaahh kohh.... omongin ajjaahh.. gakpapaaahh...” jawab gue dengan sexy voice ala gue.

“eehhmm... maaf liyana, waktu itu aku putus sama kamu karena... aku udah punya tunangan, minggu depan aku mau nikah.” Jawab kohend dengan nada penyesalan.

*OOOOHHHHOOOOKKKK!!!*  (*kesedek orok :p)

Mendengar hal tersebut, seketika mata gue menatap doi dengan tatapan nanar. Bibir bergetar seperti mesin metromini butut keluaran tahun 1990-an. And... this is time for mewek pemirsaahh... gue nangis kejer di dalam kedai sushi tersebut, sambil diliatin seluruh pengunjung yang datang. Jelas, gue sakit hatii!! Mungkin kalo ada salah satu dari fans gue yang berbaik hati datengin crew termehek-meheknya trans tipiiikk, komuk gue mungkin bisa ngucing disondang. Mayan keleesss gue bisa jadi artis karbitan, cekikikikik :p dengan wajah penuh penyesalan, doi mengeluarkan sepucuk undangan warna putih gading dari saku jas-nya. Yess, wedding invitation card!

OUR WEDDING

Hendra setiawan ST, Msi

Dengan

Sandiani arief SE, MBA

Tanggal pemberkatan : minggu, 09 oktober 2011
Tempat : gereja katedral St. carolus, jakarta

“sorry liyana, bukan maksud hati buat kamu kecewa. Tapi mungkin dia yang terbaik buatku. Maaf ya, aku harus permisi.” Ujar koh hendra yang berlalu meninggalkan gue sendirian.

Gue berlari mengikuti doi yang mau masuk ke mobilnya. Appeess... gue malah dicegat pelayan kedai sushi itu karena makanannya ternyata belom dibayar. WHHAATTT!!?? Belom bayar?? Mampuss gue!! Hendra, how ‘siake’ you’re! Sambil berteriak kalap gue panggil hendra yang udah masuk kedalam mobilnya.

“woooyyyy HEEENNNDDRAAA.... balik lo kesini, lo belom bayar makanannya, siake!!” teriak gue yang percuma saja, doi udah melesat kabur dengan pajero sport-nya.

Mau gak mau, dengan sisa uang yang ada, gue bayarin makanan koh hendra tadi. Sial! Padahal itu duit buat perawatan kulit minggu depan. Setelah gue ditinggal kawin sama hendra, mantan gue mas owi kembali hadir ke kehidupan gue. Awalnya Cuma biasa-biasa aja, gakpapa dong masih berhubungan baik dengan si mantan. Tapi lambat laun owi mulai menunjukkan kode-kode minta balikan lagi. Gue sedikit ragu, apa kali ini mesti gue terima atau nggak? Gue masih trauma nanti gue ditinggal kawin lagi kayak kemaren. Sigghh!! Mas owi minta buat ketemuan di warung steak and milk shake deket kampus gue. Aaahhh... mas owi, dia tetep hitam manis seperti biasanya, cekikikikikik... di warung steak itu, mas owi mengutarakan semua niatnya buat minta balikkan lagi sama gue. Dia cerita semua alasannya kenapa waktu itu mutusin gue, ternate (*ternyata .red) doi kepincut cinta cewek bule -_- pppfffttt.... akhirnya, sebagai seorang wanita yang masih memiliki hati dan welas asih, gue kembali menerima mas owi kedalam kehidupan gue. Entah, semenjak kita balikkan lagi, doi jadi seneng banjeet anter-jemput gue kemana-mana. Suka ngirimin mawar merah kesukaan gue kerumah, katanya sih mawar merah sebagai tanda cinttaaahhh :p gak hanya itu, doi suka ngasi gue surprise, ajak romantic dinner dan masih banyak lagi. Tapi, saat gue dan doi lagi candle dinner disebuah restoran elit di bilangan daerah jakarta selatan, gue iseng-iseng nanya ke doi kapan mau ngelamar gue. Tapi apa reaksinya??

“liyana, kamu tuh makin cantik ya abis putus dari aku?” ujar mas owi.

“iya dong mas, eh iya mas owi, aku mau nanya dooonngg...” jawab gue manja.

“iya, liyana mau nanya apa sayang?” Tanya mas owi memasang tampang kyuutt-nya :p

“eehhhmm... mas cinta gak sama liyana?” tanya gue gombal.

“iyalah sayang. Mas cinta sama liyana sangat.” Jawab mas owi sambil ngelus pipi gue.

“mas, kalo mas benar-benar cinta sama liyana, apa yang akan mas lakuin?” tanya gue ke mas owi. Berharap dia memberikan jawaban yang gue harapkan.

“eehhhmm... mas bakalan ngelakuin apa aja buat liyana, asalkan liyana bahagia bersama mas.” Jawab mas owi sambil ngelus kepala gue dengan lembut.

“kalo gitu, kapan mas mau nikahin liyana? Liyana kebelet kawin nih, cekikikikik....” ujar gue penuh canda tawa dengan sedikit shy –shy  meoww... :p

Giliran ditanya begitu, tiba-tiba doi pura-pura mati!! Sialan! Gini nih ciri-ciri cowok PHP: tampang menawan ---> suka anter jemput ---> suka ngasih surprise ---> ngasi mawar merah tanda cinta ---> tapi pas giliran ditanya kapan kita nikah? Doi pura-pura mati! Entahlah, susuk dari si mbah gak manjur sama sekali! Sialan tuh dukun pelet, gue mesti bikin perhitungan sama tuh dukun. Akhirnya, keesokan harinya gue kembali menyambangi gubug ceria si dukun pelet; mbah ijal. Gue mau protes, kenapa susuk gue gak manjur. Dengan perasaan keki, gue banting pintu gubug-nya yang berlumut dan keropos dimakan rayap tersebut.

“mmbbaahh... gue mau komplen!!” bentak gue ke si mbah yang ternyata?? Sialan doi lagi nonton blue film pake infocus. Dasar dukun cabul!! -_-

Bukannya merasa malu karena kepergok oleh klien-nya, doi hanya mem-pause adegan film biru tersebut tanpa me-minimize media player-nya, Lalu memasang wajah jumawa-nya yang bikin gue bernafsu(?) untuk nge-jambak brewok-nya.

“eehh... mbak liyana? Mau join nonton sama mbah? Ayo.. ayoo sini, kadieu atuh neng.” Ajak si mbah ijal sambil melambai-lambaikan jarinya dengan lentik gemah gemulai.

“no thanks deh mbah! Mbah gue mau protes sama susuk yang lo pasangin ke komuk gue. Lo tau gak sih mbaaahhh...?? semenjak gue pake susuk lo, iye gue makin cantik, tapi gue kena apeess terus. Pacar gue bukannya balik lagi ke pelukan gue, malah pergi ninggalin gue buat ngelangkah ke pelaminan. Kesel banget tau gak sih mbaahhh.. huhuhu... aduh kan jadi nangis bombay begindang eike jadosnyaahh.” Ujar gue saking keselnya dengan ketidak-adilan hidup yang gue jalani.

“tenang mbak liyana, saya gak pernah menipu para klien yang datang ke saya. Susuk itu hanya sebuah alat magis yang berfungsi untuk menambah aura kecantikannya mbak liyana, tapi susuk ini gak bisa mempengaruhi perasaan seseorang terhadap mbak. Mbak, perasaan manusia itu terlalu kompleks, susuk dipergunakan bukan untuk merubah keadaan atau merubah perasaan seseorang. Mungkin pacar-pacar mbak itu bukan yang terbaik untuk jadi pendamping hidup mbak, tunggu saja. kalo kata mas afghan sih, jodoh pasti bertemu.” Jawab si mbah dengan tatapan penuh asa sambil mengelus jenggotnya yang sudah lumayan panjang beberapa inchi saat pertama kali gue dateng kemari. Tumben-tumbenan nih dukun bahasanya bener -_-

“sorry mbah, gue udah bentak-bentak mbah, oke mbah... kalo gitu gue permisi dulu. Byyee...” jawab gue yang berlalu dari gubugnya. Entahlah, apakah doi langsung melanjutkan ritual maksiatnya nontonin film biru itu ato nggak, that’s none of my bussiness.
...................................................

Beberapa bulan setelahnya, wajah gue mulai timbul bintil-bintil kecil. Awalnya, gue pikir hanya tanda-tanda cikal-bakal jerawat, walhasil gue Cuma modal bersihin wajah gue pakai sabun muka anti jerawat dan facial di salon langganan gue. Tapi alangkah terkejutnya gue saat si pegawai salon yang biasa menangani ritual facial gue mengatakan kalau bintil-bintil kecil yang timbul di wajah gue ini adalah KUTIL! Yekeelleess gitu secara gue cewek cantik nan tajir kek begindang kena penyakit kaum rakyat jelataahh?? Si pegawai salon merekomendasiin gue agar segera menangani ini ke dokter spesialis kulit dan kelamin. Oke, gue turuti saran si pegawai salon tersebut. Setelah pulang ngampus, gue datang ke rumah sakit buat konsultasi ke dokter spesialis kulit dan kelamin. Setelah make an apointment sama dokternya, gue yang hari itu kebetulan mengenakan pakaian sedikit “menantang” berjalan dengan elegan melewati kerumunan pasien yang lagi asik-asik duduk di sekitar bangsal rumah sakit. Lagi(lagi) mata-mata jelalatan para kaum adam gak lepas ngeliatin gue dari atas sampai bawah dengan tatapan nista. Saking pedenya gue berjalan, hampir aja gue nabrak 2 orang dokter yang bisa dibilang “kece” itu. Wajah-wajah mereka oriental khas orang-orang asia timur. Yang satu dokter berkacamata dengan tatapan dingin, yang dengan sombongnya memalingkan wajahnya dari gue, dan satu lagi seorang dokter yang wajahnya persis seperti aktor drama korea yang biasa gue tonton di laptop, memandang gue dengan penuh nafsu. Sejurus kemudian, si dokter berkacamata dengan gaya-nya yang super cool itu angkat bicara pada si dokter berwajah aktor korea disebelahnya sambil masih tetap memalingkan mukanya dari gue.

“heeyy dokter dae, kau tau, mengapa angka kasus pelecehan dan pemerkosaan di indonesia makin marak akhir-akhir ini?? lihat saja pakaian wanita ini! jadi, jangan salahkan para lelaki berbuat diluar batas moral mereka. Kau tau pepatah yang mengatakan “takkan ada asap jika tak ada api” bukan?” celetuk si dokter berkacamata tersebut ke rekan sesama dokternya yang berwajah mirip artis korea itu.

“ya.. ya... ya... aku tau itu dokter rendra. Tapi apakah kau tak tertarik melihat wanita ini? lihat dia, begitu menggairahkan bukan? Kau tau, di negara asalku, korea selatan, wanita yang berpakaian minim seperti dia sudah sangat biasa sekali. Tapi tak bisa dipungkiri kalau wanita itu sangat menggoda, apakah kau tak berpikir begitu dokter rendra? Ayolah, kau juga seorang pria normal bukan?” tanya si dokter berwajah ala artis korea itu.

Jelas gue sedikit tersinggung dengan celetukkan si dokter berkacamata itu. Sialan! Kalo gue gak mandang dia dokter, mungkin udah dari tadi gue ancurin kacamatanya pake senapan AK 47! :@

“maaf dok, bukan saya bermaksud lancang, saya tau persis siapa yang dokter bicarakan itu. Ayolah dok, gak usah munafik, pasti dokter udah ngerasa panas dingin kan ngeliat saya? Aahhhaa... laki-laki terkadang banyakan munafiknya ya?” celetuk gue gak kalah sadis dari si dokter berkacamata itu.

“oohh maaf, saya gak punya banyak waktu untuk bedebat dengan orang seperti anda, masih banyak pasien yang harus konsultasi dengan saya. Maaf!” jawab si dokter berkacamata itu sambil berlalu dengan angkuh dihadapan gue.

Iiisssshhh... siapa sih tuh dokter?? Belagu banget doi! Huuhh berasa sok kegantengan aja sih. Ehh... tapi emang kalo boleh gue akuin doi emang ganteng sih. Tapi so what gitu lho sama pakaian gue. Suka-suka gue dong. Akhirnya, setelah lama menunggu, nama gue dipanggil juga untuk masuk ke ruang praktek dokter. Betapa terkejutnya gue mendapati si dokter yang akan menangani gue adalah 2 orang dokter yang ketemu gue di lobby tadi! Dengan tatapan meremehkan, doi lagi-lagi mengeluarkan jurus celetukan pedasnya.

“eehhh... cewek ini lagi? Ayo taruhan dokter dae, pasti cewek ini punya keluhan penyakit kulit aneh.” Celetuk si dokter dengan lagi-lagi menatap gue dengan tatapan sinis.

Summpprriitt! Ini dokter bener-bener ngajak ribut banget. Belom pernah di sumpel kali ya mulutnya pakai kaos kaki bokap gue yang udah 1 bulan gak dicuci.

“okeh, nama anda nona liyana kan? Apa keluhannya?” tanya si dokter yang dipanggil oleh si dokter berkacamata tadi dengan panggilan “dokter dae”.

“begini dok, sudah beberapa minggu ini wajah saya timbul bintil bintil di daerah hidung, daerah dekat rahang pipi, dan dagu. Terus juga bibir saya rasanya panas dan gatel-gatel banget dok, sumpah ini bener-bener gak nyaman. Belum lagi dari bintil bintil ini sering keluar cairan nanah bercampur darah yang busuk banget bau-nya. Mana sering keluar belatung lagi dok. Hihihi... attuutt” Keluh gue sama dokter dae.

“oke, sebentar akan saya dan dokter rendra periksa wajah nona liyana. Nona silahkan berbaring di tempat tidur sana, saya siapkan dulu peralatannya.” Ujar dokter dae ramah.

Gue hanya bisa manut-manut perintahnya si dokter. Dengan alat yang sudah disediakan, doi meneliti jenis penyakit apa yang membuat wajah gue jadi timbul bintil-bintil kayak gini. Setelah diperiksa, si dokter berkacamata yang diketahui bernama dokter rendra itu mulai membacakan diagnosa-nya.

“baik, nona liyana. Berdasarkan pemeriksaan anda mengidap penyakit ‘kutil’.” Jawab dokter rendra mantap. Tak ada keragu-raguan disana.

“whaat?? Kutil dok? Lalu? Apa yang bisa saya lakukan dok buat menghilangkan kutil-kutil di wajah saya ini?” tanya gue shock.

“yaaa... satu-satunya jalan terbaik ya anda harus menjalani operasi angkat kutil. entahlah, namun saya menemukan ketidak beresan dari penyakit kutil anda. Sepertinya ada campur tangan kekuatan magis yang membuat kutil ini makin memburuk. Bisa dikatakan, penyakit anda ini adalah penyakit non-medis.” Jawab si dokter rendra ini dengan nada khawatir.

Whaattt thheee?? Penyakit non medis? Campur tangan kekuatan magis?? Apa ini maksudnya??

“indera ke-enam saya menduga kalau ini efek dari penggunaan benda magis. Yang bisa saya lihat dari anda saat ini, saya seperti melihat ada benda berukuran sangat kecil yang tertanam di wajah anda, dan kuat dugaan sepertinya itu adalah susuk. Bukan begitu nona liyana? Anda menggunakan susuk untuk menambah aura kecantikan anda bukan?” tanya dokter rendra yakin.

“lhoo?? Dokter tau darimana kalau saya pasang susuk?” tanya gue sedikit heran.

“ya dengan kemampuan indera keenam saya. Ini tidak bisa ditangani secara medis dengan melakukan operasi atau semacamnya, yang harus anda lakukan saat ini untuk mencegah kutil tersebut agar tidak semakin mengganas adalah meminta kepada orang yang memasangnya untuk melepaskannya, dan segera bertaubat. Mungkin ini teguran tuhan untuk anda.” Jawab dokter rendra semakin serius.

“tapi dokk... pelase, jangan lepasin susuk saya. Saya udah merasa nyaman dengan susuk ini.” bantah gue ke dokter rendra.

“iya, anda bilang anda nyaman menggunakan susuk tersebut, tapi tolong, saya tau betul hal yang seperti itu. Anda memasang susuk penambah aura di wajah anda, tapi anda sendiri tidak tau akibat apa yang ditimbulkan dari penggunaan susuk tersebut. Liyana, saya mohon, lepas susuk yang tertanam di wajahmu sekarang juga, penyakit anda ini bukan penyakit medis. Jika anda tidak mau melepaskan susuk tersebut, biar saya yang antar anda ketempat praktek perdukunan yang memasangi anda susuk. Saya mohon liyana, demi kebaikan kamu sendiri.” Tegas dokter rendra.

Gue bingung harus berbuat apa. Diantara kebingungan gue, dokter rendra dan dokter dae menarik gue ke parkiran dan menyuruh gue untuk masuk ke mobil. Ternyata dokter rendra bersikeras agar gue melepas susuk gue saat ini juga. Akhirnya, gue memberitahu dokter rendra tempat praktek perdukunan si mbah ijal. Sesampainya disana, dokter rendra menyuruh si mbah untuk melepas susuk gue. Si mbah hanya manut-manut. Sambil mengelus jenggotnya, doi berkata :

“mbak liyana, maaf sebelumnnya saya lupa ngasi tau si mbak kalo susuk ini juga punya masa berlaku. Susuk yang mbak pakai ini udah lewat dari masa berlakunya. Susuk ini masa berlakunya hanya 6 bulan. Jadi memang sudah saatnya susuk ini untuk dilepas. Susuk ini jika masih dipakai walau sudah habis masa berlakunya, akan menimbulkan penyakit aneh bagi si pengguna. Sekali lagi, maafin mbah.” Ujar si mbah ijal.

Akhirnya, doi menyuruh gue untuk membasuh wajah gue dengan air kelapa muda yang udah dibacain jampi-jampi. Gak butuh waktu lama untuk membuang susuk-susuk tersebut. Setelah susuk tersebut sudah dipastikan telepas semua, perlahan kutil yang ada di wajah gue mulai menghilang perlahan. Setelah mengucapkan terimakasih sama si mbah, gue diantar pulang oleh dokter rendra dan dokter dae. Esoknya, gue pergi ke gereja untuk memohon ampunan tuhan. Gue merasa jadi manusia paling bodoh di muka bumi. Dalam isak tangis gue, sebuah tangan lembut memegang erat pundak gue. Gue berpaling menatap kebelakang. Orang yang memegang pundak gue ternyata adalah dokter rendra. Gue sedikit terkejut. Kenapa dokter rendra ada di tempat seperti ini juga? Doi perlahan mulai melepaskan tangannya di pundak gue dan meraih selembar tisu dari saku jas putihnya. Dengan telaten, dokter rendra menghapus sisa-sisa air mata gue yang masih tertinggal disekitar sudut mata. Perlahan, doi mulai meraih gue untuk didekapnya. Mau gak mau gue tenggelam dalam dekapan dokter rendra. Sambil mengusap puncak kepala gue dengan lembut, doi berbisik di telinga gue.

“mohon ampunlah yang banyak pada tuhan, liyana. Kemarin itu tuhan hanya ingin memberikanmu teguran atas perbuatanmu yang tidak mensyukuri nikmat yang telah ia anugerahkan untuk kamu.” Lirih dokter rendra.

“saya merasa berdosa dok... sangat sangat berdosa sekali. Apa tuhan masih mau mengampuniaku dok?” tanya gue yang masih terisak.

“percayalah liyana, tuhan maha penyayang kepada para hambanya. Lagipula, untuk apa kamu pakai susuk? Lihat! Tuhan udah memberkahimu dengan wajah cantik seperti ini. jika alasannya kamu pakai susuk itu untuk merebut kembali perhatian mantan pacar kamu, kurasa itu gak ada gunanya. Lihat mereka, mereka udah bahagia dengan hidup mereka sendiri, berdoa aja agar kamu pun juga bisa hidup bahagia seperti yang mereka jalani. Mungkin mereka bukan orang yang digariskan untuk menjadi pendamping hidup kamu. Right?” tanya dokter rendra sambil tersenyum menatap gue.

 Gue hanya tersenyum simpul. Hingga dokter rendra perlahan mulai mengecup lembut bibir gue ditempat suci ini.
.........................................

Liyana’s epilog :
Ya, gue dapat pelajaran yang berharga dari kejadian ini dan juga pertemuan tidak sengaja gue dengan dokter rendra. Gue percaya, tuhan pasti telah menentukan jodoh terbaik buat gue. Entah siapapun itu. Waktu terus berputar dan menghadirkan lembaran-lembaran cinta yang baru untuk gue. Ya, cinta itu hadir ditengah –tengah hubungan gue dengan dokter rendra. Benar seperti yang dibilang dokter rendra, kecantikan bukanlah segala-galanya. Cinta tak bisa diukur hanya dengan satuan kecantikan seseorang atau ketampanan seseorang.
********************

The end....

©November 2013

“untuk mereka yang menganggap kecantikan adalah SEGALANYA.”

Authorized by :
Amelia ulfa




Tidak ada komentar: