Haiiihooo readerrss :D *Kemudian hening* balik lagi bersama
saya si author paling nyeleneh se-jagad BL. Setelah sekian lama mati suri(?)
dari kebiasaan dodolnya bikin penbung dengan cerita-cerita gaje, iseng-iseng
author berpikiran untuk kembali lagi menghasilkan sebuah mahakarya idiotnya. Ya,
sebenernya yang kemarin-kemarin itu gak benar-benar pensiun sih, mueheheh... Oke,
masih tentang cerpen “haha-hihi” khas si author koplak satu ini. kisah seorang
wanita yang bisa dikatakan “kufur nikmat” dengan kecantikan yang dimilikinya. well,
bagaimana ceritanya? Lets capcuuyy on TeKaPeh :p
Title : Dok... jangan lepasin susuk saya
Author : amelia setsuna shan aka. Amelia ulfa
Cast : rendra wijaya as dokter rendra
Lee youngdae as dokter dae
Liliyana natsir as liyana
M.
rijal as dukun pelet; mbah ijal
Tontowi
ahmad as mas owi
Hendra setiawan as koh hendra
Genre : comedi, romance
Ratting : 17 tahun kesamping :p
************************************
Liyana’s pov :
Ini sebuah kisah dodol gue yang terobsesi dengan satu hal :
kecantikan. Ya, entah mengapa padahal gue udah terlahir cantik sejak orok, tapi
mungkin memang sifat alamiah manusia yang gak pernah puas, gue masih merasa
kurang puas dengan kecantikan yang gue miliki. Hingga suatu hari, entah ada
angin kentut(?) macam apa yang membawa gue ke sebuah gubug praktek perdukunan
di desa terpencil di sekitar daerah pedalaman bandung. Berawal dari ke-kekian
gue karena pacar-pacar gue banyak yang berpaling dari gue, akhirnya gue
memutuskan untuk masang susuk penambah aura di wajah gue. Terdengar gila sih
emang, tapi entahlah, gue lagi gelap mata saat itu. Dengan tekad kuat gue pergi
sendirian ke tempat praktek perdukunan si dukun spesialis dukun pelet yang
punya nama mbah ijal. Setelah konsultasi banyak sama si mbah, akhirnya gue
setuju buat pasang susuk tersebut. Kira-kira begini kejadiannya....
...............................................
Flash back, @gubug praktek perdukunan mbah ijal, juli 2011
Gue sampai di sebuah gubug anyep tempat praktek perdukunan
si mbah ijal. Keadaan gubugnya sedikit menyedihkan. Gubug yang terbuat dari
dinding anyaman dan beratapkan daun rumbia ini memiliki hawa mistis saat masuk
di dalamnya. Sembari memberi salam kepada si empunya gubug, dengan segala
hormat layaknya orang bertamu gue ucapkan salam.
“punten mbaahh...” sapa gue kepada si mbah ijal, si dukun
dengan jenggot dan brewok super lebat di wajahnya.
“iiyyoo... monggo mbak’e ayookk masuk... masukk...” jawab si
mbah dengan jumawa sambil mempersilahkan gue masuk ke dalam ruang pribadinya.
Hal yang pertama membuat gue melongo nista saat memasuki
ruang praktek khususnya itu berbanding terbalik dengan keadaan penampilan luar
gubugnya. Persetan!! gubug dukun macam apa yang didalamnya terdapat pendingin
ruangan, satu set home theatre, sebuah laptop, dan alat alat ilmiah canggih
lainnya? Gila!
“sore mbahh... saya liyana” ucap gue ke si mbah yang mulai
ngidupin laptop branded “apple”nya yang nangkring manis di meja kayu jatinya
yang kokoh tersebut.
“sore mbak, ada yang perlu dibantu? Weiisss monggo bicarain
semuanya, siapa tau mbah bisa bantu.” Jawab si mbah ijal sambil elus-elus
jenggotnya.
“eehhmm... nganu mbah, akhir-akhir ini pacar-pacar saya kok
jadi sering berpaling dari saya ya mbah? Padahal saya udah cantik kurang cantik
apalagi coba mbah?” ujar gue dengan intonasi suara sedikit senewen.
“oohh... begitu, boleh mbah liat garis telapak tangannya
mbak liyana?” tanya si mbah yang sejurus kemudian dengan senang hati gue
langsung nyodorin telapak tangan gue ke doi.
Cukup lama doi memandangi garis telapak tangan gue, setelah
dilihat dari sisi manapun, doi hanya mengelus-elus jenggotnya sebentar, lalu
menyuruh gue buat letakin tangan gue ke alat pemindai. Setelah di periksa, si
mbah lalu berkata dengan mantap.
“waahhh mbak, setelah ditilik dari garis telapak tangan si
mbak, saya yakin penyebabnya itu karena pacar-pacar mbak gak tahan godaan sama
seorang wanita cantik yang punya aura kekuatan magis yang bisa bikin
pacar-pacar mbak tergila-gila padanya. Ini pelet! Ya, pelet ini Cuma bisa
dilakukan oleh seorang wanita. Sepertinya wanita tersebut punya motif untuk
merusak hubungan mbak dengan pacar mbak.” Jawab si mbah dengan mantap.
“lalu, apa yang harus saya perbuat mbah?” tanya gue pada si
mbah.
“ya, tentu! Mbak liyana hanya butuh memasang susuk aura
pengasihan di sekitar area wajah mbak. Tapi, untuk menggunakan susuk ini, tentu
ada ritual khusus yang mbak harus taati dan ikuti. Apa mbak siap??” tanya si
mbah
“emang, ritual yang harus saya lakuin sebelum pasang susuk
ini apa aja mbah?” tanya gue sedikit ragu-ragu.
“santai aja kok mbak, gak ribet. Mbak Cuma perlu ngelakuin
ritual puasa mutih selama 3 hari, cuci muka pake tanah liat merah , dan mandi
pake air mawar dalam 3 hari berturut-turut, jika sudah lakukan 3 ritual yang
mbah sebutkan tadi, mbak liyana boleh datang kemari lagi.” Ujar si mbah yang
memberitahukan ritual apa saja yang harus gue lakukan sebelum memasang susuk
tersebut di wajah gue.
************************
Gue akhirnya setuju dengan tawaran si mbah ijal. Atas saran
doi, gue lakuin semua ritual yang disuruh oleh si mbah, mulai dari ngelakuin
ritual puasa mutih, mandi pake air mawar, dan cuci muka pake tanah liat merah
selama 3 hari 3 malam berturut-turut. Hingga saatnya tiba, gue kembali
mendatangi tempat praktek perdukunan si mbah ijal. Dengan melakukan persiapan
yang matang(?), akhirnya gue digiring si mbah ke ruang operasi(?). sebelum
masuk ke dalam ruang operasi, si mbah nyuruh gue buat melepas baju gue dan
menggantinya dengan kain basahan. Dengan telaten, si mbah mulai membacakan
mantra dan jampi-jampi ke sebuah benda yang ada di dalam cawan suci-nya.
Setelah dirasa cukup membacakan mantra dan jampi-jampinya ke susuk tersebut,
doi menempelkan sebutir(?) emas kecil berukuran nano yang tak kasat mata
tersebut ke dalam rahang pipi gue, lekukan hidung, bibir, dan dagu gue. Ritual
pasang susuk pun selesai, dengan percaya diri gue bercermin di gubug si mbah
ijal. Gue pandangi diri gue yang terlihat menarik(?) di depan cermin besar
dekat ruang operasi-nya si mbah. Dirasa puas, akhirnya gue pulang kerumah
dengan perasaan bahagia. Gimana nggak, wong sekarang gue udah semakin cantik.
Dapat gue rasakan manfaatnya(?) susuk tersebut saat gue pergi ke sebuah tempat
perbelanjaan di daerah kelapa gading. Semua mata para kaum adam menatap penuh
takjub ke arah gue. Ya, dengan begini, gue bisa merebut kembali perhatian
pacar-pacar gue yang sempat berpaling dari gue. Penampilan gue makin bercahaya
dengan wajah gue yang terlihat cantik sempurna. Entah ini efek kekuatan magis
susuk yang ada di wajah gue atau bukan, sejak masang susuk, BBM, whatsapp, line
gue jadi pada rame. Yess!! Rame sama cowok-cowok yang spik-spik modus ke gue.
Mulai dari cowok yang maaf “jelek” sampe yang kece super semua
berbondong-bondong nge-add gue, gak terkecuali si mantan. Mas owi dan koh
hendra perlahan mulai mencoba untuk merajut lagi hubungan kita yang pernah
kandas. Koh hendra ngajakin gue ketemuan di sebuah kedai sushi di dekat
kantornya. waktu ketemuan, kita sih ngerasa biasa- biasa aja. Hanya saling
melempar senyuman satu sama lain. Hingga akhirnya koh hendra memulai percakapan
untuk memecah kebisuan diantara kita.
“Eehhmm... kamu laper gak liyana? Pesan aja apa yang kamu
suka, hari ini aku traktir deh.” Ujar kohend yang mulai membuka daftar menu.
“aahhh... jadi ngerepotin koko nih. Eheehhee...” jawab gue
sambil tangan gue petakilan garuk-garuk kepala gue yang gak gatel.
“udah pesan aja, kita makan-makan dulu, baru abis ini ada
hal serius yang pengen koko omongin sama kamu.” Ucap kohendra yang telah
memutuskan untuk memilih menu makanan di kedai sushi ini sembari memanggil si
pelayan.
Gue Cuma bisa nurut. Yekeleesss gitu doi ngajak gue balikan
lagi? Atau jangan-jangan... doi mau ngasi surprise buat gue?? Aaiihhh jadi gak
sabar :p dengan suara lirih, kohend kembali membuka mulutnya.
“liyana...” panggil kohendra sejenak.
“Iya koh, kenapa?” tanya gue sambil menatap matanya
dalam-dalam. Sedalam celana dalam merah muda yang gue pake hari ini(?)
*lhhooo??
“kamu keliatan makin cantik sekarang. Keliatan berbeda dari
liyana yang pernah kukenal dulu.” Jawab kohendra yang mulai menunduk salting
karena gue tatap langsung matanya.
“hah? Maksudnya?” heran gue yang gak mengerti maksud
perkataan kohend.
“iya, selain makin cantik, entah kenapa aku ngeliat ada aura
yang berbeda yang terpancar dari wajah kamu. Kamu seperti bintang yang
bercahaya yang sulit untuk aku gapai.” Jawab kohend yang like as usual, ngeluarin kata-kata perumpamaannya yang sulit
dicerna di otak mungil gue yang rada ngangkang ini :p
“hooo... lebay benjeett sih koh, yaampun biasa aja
keleeesss... gue tetep liyana yang pernah koko cintai dulu kok :p “ jawab gue
sambil mencubit lengan kohendra dengan mesra :p
Lagi asik-asik mesra-mesraan, si pelayan dengan pakaian
yukata lengkap sedari tadi asyik-masyuk ngeliatin kemesraan kita berdua sambil
senyam-senyum laknat(?). diihh... ini pelayan rada-rada ehh... ngapain doski
senyam-senyum ngeliatin gue? Pppfffttt
-_-
“eeehhh... anuu.. maaf mas, mbak, ini pesanannya. Maaf
menunggu lama ya?” jawab si pelayan dengan pakaian yukata ala pelayan resto
jepang lainnya.
“aahhaa.. iiee...
daijoubu desu. Onna, arigatou
gozaimasu (*ahhaaa... gak kok, gakpapa-gakpapa.
Terimakasih nona .red)” jawab kohend dengan membungkukkan badannya sedikit
sebagai rasa penghormatan.
“nee... nee... dou ita” ucap si pelayan dengan bahasa jepang
lumayan lancar. Sejurus kemudian si pelayan berlalu meninggalkan kita berdua.
Kita berdua kembali melanjutkan perbincangan yang tadi
sempat tertunda. Gue masih tetap asyik menikmati makan siang gue. Perlahan,
kohendra yang sudah selesai menghabiskan seporsi miso soup-nya mulai angkat
bicara. Dengan sedikit berdehem untuk sekedar check-check sound, doi memasang
tampang serius. Ia menghela nafasnya lalu kentutkan.
“liyana, inilah hal yang ingin aku omongin sama kamu.” Ujar
kohendra mantap dengan suaranya yang ngebass seksi.
“iiyyaahh kohh.... omongin ajjaahh.. gakpapaaahh...” jawab
gue dengan sexy voice ala gue.
“eehhmm... maaf liyana, waktu itu aku putus sama kamu
karena... aku udah punya tunangan, minggu depan aku mau nikah.” Jawab kohend
dengan nada penyesalan.
*OOOOHHHHOOOOKKKK!!!*
(*kesedek orok :p)
Mendengar hal tersebut, seketika mata gue menatap doi dengan
tatapan nanar. Bibir bergetar seperti mesin metromini butut keluaran tahun 1990-an.
And... this is time for mewek pemirsaahh... gue nangis kejer di dalam kedai
sushi tersebut, sambil diliatin seluruh pengunjung yang datang. Jelas, gue
sakit hatii!! Mungkin kalo ada salah satu dari fans gue yang berbaik hati
datengin crew termehek-meheknya trans tipiiikk, komuk gue mungkin bisa ngucing
disondang. Mayan keleesss gue bisa jadi artis karbitan, cekikikikik :p dengan
wajah penuh penyesalan, doi mengeluarkan sepucuk undangan warna putih gading
dari saku jas-nya. Yess, wedding invitation card!
OUR WEDDING
Hendra setiawan ST, Msi
Dengan
Sandiani arief SE, MBA
Tanggal pemberkatan : minggu, 09 oktober 2011
Tempat : gereja katedral St. carolus, jakarta
“sorry liyana, bukan maksud hati buat kamu kecewa. Tapi
mungkin dia yang terbaik buatku. Maaf ya, aku harus permisi.” Ujar koh hendra
yang berlalu meninggalkan gue sendirian.
Gue berlari mengikuti doi yang mau masuk ke mobilnya.
Appeess... gue malah dicegat pelayan kedai sushi itu karena makanannya ternyata
belom dibayar. WHHAATTT!!?? Belom bayar?? Mampuss gue!! Hendra, how ‘siake’
you’re! Sambil berteriak kalap gue panggil hendra yang udah masuk kedalam mobilnya.
“woooyyyy HEEENNNDDRAAA.... balik lo kesini, lo belom bayar
makanannya, siake!!” teriak gue yang percuma saja, doi udah melesat kabur
dengan pajero sport-nya.
Mau gak mau, dengan sisa uang yang ada, gue bayarin makanan
koh hendra tadi. Sial! Padahal itu duit buat perawatan kulit minggu depan. Setelah
gue ditinggal kawin sama hendra, mantan gue mas owi kembali hadir ke kehidupan
gue. Awalnya Cuma biasa-biasa aja, gakpapa dong masih berhubungan baik dengan
si mantan. Tapi lambat laun owi mulai menunjukkan kode-kode minta balikan lagi.
Gue sedikit ragu, apa kali ini mesti gue terima atau nggak? Gue masih trauma
nanti gue ditinggal kawin lagi kayak kemaren. Sigghh!! Mas owi minta buat
ketemuan di warung steak and milk shake deket kampus gue. Aaahhh... mas owi,
dia tetep hitam manis seperti biasanya, cekikikikikik... di warung steak itu,
mas owi mengutarakan semua niatnya buat minta balikkan lagi sama gue. Dia
cerita semua alasannya kenapa waktu itu mutusin gue, ternate (*ternyata .red)
doi kepincut cinta cewek bule -_- pppfffttt.... akhirnya, sebagai seorang
wanita yang masih memiliki hati dan welas asih, gue kembali menerima mas owi
kedalam kehidupan gue. Entah, semenjak kita balikkan lagi, doi jadi seneng
banjeet anter-jemput gue kemana-mana. Suka ngirimin mawar merah kesukaan gue
kerumah, katanya sih mawar merah sebagai tanda cinttaaahhh :p gak hanya itu,
doi suka ngasi gue surprise, ajak romantic dinner dan masih banyak lagi. Tapi,
saat gue dan doi lagi candle dinner disebuah restoran elit di bilangan daerah
jakarta selatan, gue iseng-iseng nanya ke doi kapan mau ngelamar gue. Tapi apa
reaksinya??
“liyana, kamu tuh makin cantik ya abis putus dari aku?” ujar
mas owi.
“iya dong mas, eh iya mas owi, aku mau nanya dooonngg...”
jawab gue manja.
“iya, liyana mau nanya apa sayang?” Tanya mas owi memasang
tampang kyuutt-nya :p
“eehhhmm... mas cinta gak sama liyana?” tanya gue gombal.
“iyalah sayang. Mas cinta sama liyana sangat.” Jawab mas owi
sambil ngelus pipi gue.
“mas, kalo mas benar-benar cinta sama liyana, apa yang akan
mas lakuin?” tanya gue ke mas owi. Berharap dia memberikan jawaban yang gue
harapkan.
“eehhhmm... mas bakalan ngelakuin apa aja buat liyana,
asalkan liyana bahagia bersama mas.” Jawab mas owi sambil ngelus kepala gue
dengan lembut.
“kalo gitu, kapan mas mau nikahin liyana? Liyana kebelet
kawin nih, cekikikikik....” ujar gue penuh canda tawa dengan sedikit shy
–shy meoww... :p
Giliran ditanya begitu, tiba-tiba doi pura-pura mati!!
Sialan! Gini nih ciri-ciri cowok PHP: tampang menawan ---> suka anter jemput
---> suka ngasih surprise ---> ngasi mawar merah tanda cinta ---> tapi
pas giliran ditanya kapan kita nikah? Doi pura-pura mati! Entahlah, susuk dari
si mbah gak manjur sama sekali! Sialan tuh dukun pelet, gue mesti bikin perhitungan
sama tuh dukun. Akhirnya, keesokan harinya gue kembali menyambangi gubug ceria
si dukun pelet; mbah ijal. Gue mau protes, kenapa susuk gue gak manjur. Dengan
perasaan keki, gue banting pintu gubug-nya yang berlumut dan keropos dimakan
rayap tersebut.
“mmbbaahh... gue mau komplen!!” bentak gue ke si mbah yang
ternyata?? Sialan doi lagi nonton blue film pake infocus. Dasar dukun cabul!!
-_-
Bukannya merasa malu karena kepergok oleh klien-nya, doi
hanya mem-pause adegan film biru tersebut tanpa me-minimize media player-nya, Lalu
memasang wajah jumawa-nya yang bikin gue bernafsu(?) untuk nge-jambak
brewok-nya.
“eehh... mbak liyana? Mau join nonton sama mbah? Ayo.. ayoo
sini, kadieu atuh neng.” Ajak si mbah ijal sambil melambai-lambaikan jarinya dengan
lentik gemah gemulai.
“no thanks deh mbah! Mbah gue mau protes sama susuk yang lo
pasangin ke komuk gue. Lo tau gak sih mbaaahhh...?? semenjak gue pake susuk lo,
iye gue makin cantik, tapi gue kena apeess terus. Pacar gue bukannya balik lagi
ke pelukan gue, malah pergi ninggalin gue buat ngelangkah ke pelaminan. Kesel
banget tau gak sih mbaahhh.. huhuhu... aduh kan jadi nangis bombay begindang
eike jadosnyaahh.” Ujar gue saking keselnya dengan ketidak-adilan hidup yang
gue jalani.
“tenang mbak liyana, saya gak pernah menipu para klien yang
datang ke saya. Susuk itu hanya sebuah alat magis yang berfungsi untuk menambah
aura kecantikannya mbak liyana, tapi susuk ini gak bisa mempengaruhi perasaan
seseorang terhadap mbak. Mbak, perasaan manusia itu terlalu kompleks, susuk
dipergunakan bukan untuk merubah keadaan atau merubah perasaan seseorang.
Mungkin pacar-pacar mbak itu bukan yang terbaik untuk jadi pendamping hidup
mbak, tunggu saja. kalo kata mas afghan sih, jodoh pasti bertemu.” Jawab si
mbah dengan tatapan penuh asa sambil mengelus jenggotnya yang sudah lumayan
panjang beberapa inchi saat pertama kali gue dateng kemari. Tumben-tumbenan nih
dukun bahasanya bener -_-
“sorry mbah, gue udah bentak-bentak mbah, oke mbah... kalo
gitu gue permisi dulu. Byyee...” jawab gue yang berlalu dari gubugnya.
Entahlah, apakah doi langsung melanjutkan ritual maksiatnya nontonin film biru
itu ato nggak, that’s none of my bussiness.
...................................................
Beberapa bulan setelahnya, wajah gue mulai timbul
bintil-bintil kecil. Awalnya, gue pikir hanya tanda-tanda cikal-bakal jerawat,
walhasil gue Cuma modal bersihin wajah gue pakai sabun muka anti jerawat dan
facial di salon langganan gue. Tapi alangkah terkejutnya gue saat si pegawai
salon yang biasa menangani ritual facial gue mengatakan kalau bintil-bintil
kecil yang timbul di wajah gue ini adalah KUTIL! Yekeelleess gitu secara gue
cewek cantik nan tajir kek begindang kena penyakit kaum rakyat jelataahh?? Si
pegawai salon merekomendasiin gue agar segera menangani ini ke dokter spesialis
kulit dan kelamin. Oke, gue turuti saran si pegawai salon tersebut. Setelah
pulang ngampus, gue datang ke rumah sakit buat konsultasi ke dokter spesialis
kulit dan kelamin. Setelah make an
apointment sama dokternya, gue yang hari itu kebetulan mengenakan pakaian
sedikit “menantang” berjalan dengan elegan melewati kerumunan pasien yang lagi
asik-asik duduk di sekitar bangsal rumah sakit. Lagi(lagi) mata-mata jelalatan
para kaum adam gak lepas ngeliatin gue dari atas sampai bawah dengan tatapan
nista. Saking pedenya gue berjalan, hampir aja gue nabrak 2 orang dokter yang
bisa dibilang “kece” itu. Wajah-wajah mereka oriental khas orang-orang asia
timur. Yang satu dokter berkacamata dengan tatapan dingin, yang dengan
sombongnya memalingkan wajahnya dari gue, dan satu lagi seorang dokter yang
wajahnya persis seperti aktor drama korea yang biasa gue tonton di laptop,
memandang gue dengan penuh nafsu. Sejurus kemudian, si dokter berkacamata
dengan gaya-nya yang super cool itu angkat bicara pada si dokter berwajah aktor
korea disebelahnya sambil masih tetap memalingkan mukanya dari gue.
“heeyy dokter dae, kau tau, mengapa angka kasus pelecehan
dan pemerkosaan di indonesia makin marak akhir-akhir ini?? lihat saja pakaian
wanita ini! jadi, jangan salahkan para lelaki berbuat diluar batas moral
mereka. Kau tau pepatah yang mengatakan “takkan ada asap jika tak ada api”
bukan?” celetuk si dokter berkacamata tersebut ke rekan sesama dokternya yang
berwajah mirip artis korea itu.
“ya.. ya... ya... aku tau itu dokter rendra. Tapi apakah kau
tak tertarik melihat wanita ini? lihat dia, begitu menggairahkan bukan? Kau
tau, di negara asalku, korea selatan, wanita yang berpakaian minim seperti dia
sudah sangat biasa sekali. Tapi tak bisa dipungkiri kalau wanita itu sangat
menggoda, apakah kau tak berpikir begitu dokter rendra? Ayolah, kau juga
seorang pria normal bukan?” tanya si dokter berwajah ala artis korea itu.
Jelas gue sedikit tersinggung dengan celetukkan si dokter
berkacamata itu. Sialan! Kalo gue gak mandang dia dokter, mungkin udah dari
tadi gue ancurin kacamatanya pake senapan AK 47! :@
“maaf dok, bukan saya bermaksud lancang, saya tau persis
siapa yang dokter bicarakan itu. Ayolah dok, gak usah munafik, pasti dokter udah
ngerasa panas dingin kan ngeliat saya? Aahhhaa... laki-laki terkadang banyakan
munafiknya ya?” celetuk gue gak kalah sadis dari si dokter berkacamata itu.
“oohh maaf, saya gak punya banyak waktu untuk bedebat dengan
orang seperti anda, masih banyak pasien yang harus konsultasi dengan saya.
Maaf!” jawab si dokter berkacamata itu sambil berlalu dengan angkuh dihadapan
gue.
Iiisssshhh... siapa sih tuh dokter?? Belagu banget doi!
Huuhh berasa sok kegantengan aja sih. Ehh... tapi emang kalo boleh gue akuin doi
emang ganteng sih. Tapi so what gitu lho sama pakaian gue. Suka-suka gue dong.
Akhirnya, setelah lama menunggu, nama gue dipanggil juga untuk masuk ke ruang
praktek dokter. Betapa terkejutnya gue mendapati si dokter yang akan menangani
gue adalah 2 orang dokter yang ketemu gue di lobby tadi! Dengan tatapan
meremehkan, doi lagi-lagi mengeluarkan jurus celetukan pedasnya.
“eehhh... cewek ini lagi? Ayo taruhan dokter dae, pasti
cewek ini punya keluhan penyakit kulit aneh.” Celetuk si dokter dengan lagi-lagi
menatap gue dengan tatapan sinis.
Summpprriitt! Ini dokter bener-bener ngajak ribut banget.
Belom pernah di sumpel kali ya mulutnya pakai kaos kaki bokap gue yang udah 1
bulan gak dicuci.
“okeh, nama anda nona liyana kan? Apa keluhannya?” tanya si
dokter yang dipanggil oleh si dokter berkacamata tadi dengan panggilan “dokter
dae”.
“begini dok, sudah beberapa minggu ini wajah saya timbul
bintil bintil di daerah hidung, daerah dekat rahang pipi, dan dagu. Terus juga
bibir saya rasanya panas dan gatel-gatel banget dok, sumpah ini bener-bener gak
nyaman. Belum lagi dari bintil bintil ini sering keluar cairan nanah bercampur
darah yang busuk banget bau-nya. Mana sering keluar belatung lagi dok.
Hihihi... attuutt” Keluh gue sama dokter dae.
“oke, sebentar akan saya dan dokter rendra periksa wajah
nona liyana. Nona silahkan berbaring di tempat tidur sana, saya siapkan dulu
peralatannya.” Ujar dokter dae ramah.
Gue hanya bisa manut-manut perintahnya si dokter. Dengan
alat yang sudah disediakan, doi meneliti jenis penyakit apa yang membuat wajah
gue jadi timbul bintil-bintil kayak gini. Setelah diperiksa, si dokter
berkacamata yang diketahui bernama dokter rendra itu mulai membacakan
diagnosa-nya.
“baik, nona liyana. Berdasarkan pemeriksaan anda mengidap
penyakit ‘kutil’.” Jawab dokter rendra mantap. Tak ada keragu-raguan disana.
“whaat?? Kutil dok? Lalu? Apa yang bisa saya lakukan dok
buat menghilangkan kutil-kutil di wajah saya ini?” tanya gue shock.
“yaaa... satu-satunya jalan terbaik ya anda harus menjalani
operasi angkat kutil. entahlah, namun saya menemukan ketidak beresan dari
penyakit kutil anda. Sepertinya ada campur tangan kekuatan magis yang membuat
kutil ini makin memburuk. Bisa dikatakan, penyakit anda ini adalah penyakit
non-medis.” Jawab si dokter rendra ini dengan nada khawatir.
Whaattt thheee?? Penyakit non medis? Campur tangan kekuatan
magis?? Apa ini maksudnya??
“indera ke-enam saya menduga kalau ini efek dari penggunaan
benda magis. Yang bisa saya lihat dari anda saat ini, saya seperti melihat ada
benda berukuran sangat kecil yang tertanam di wajah anda, dan kuat dugaan
sepertinya itu adalah susuk. Bukan begitu nona liyana? Anda menggunakan susuk
untuk menambah aura kecantikan anda bukan?” tanya dokter rendra yakin.
“lhoo?? Dokter tau darimana kalau saya pasang susuk?” tanya
gue sedikit heran.
“ya dengan kemampuan indera keenam saya. Ini tidak bisa
ditangani secara medis dengan melakukan operasi atau semacamnya, yang harus
anda lakukan saat ini untuk mencegah kutil tersebut agar tidak semakin
mengganas adalah meminta kepada orang yang memasangnya untuk melepaskannya, dan
segera bertaubat. Mungkin ini teguran tuhan untuk anda.” Jawab dokter rendra
semakin serius.
“tapi dokk... pelase, jangan lepasin susuk saya. Saya udah
merasa nyaman dengan susuk ini.” bantah gue ke dokter rendra.
“iya, anda bilang anda nyaman menggunakan susuk tersebut,
tapi tolong, saya tau betul hal yang seperti itu. Anda memasang susuk penambah
aura di wajah anda, tapi anda sendiri tidak tau akibat apa yang ditimbulkan
dari penggunaan susuk tersebut. Liyana, saya mohon, lepas susuk yang tertanam
di wajahmu sekarang juga, penyakit anda ini bukan penyakit medis. Jika anda
tidak mau melepaskan susuk tersebut, biar saya yang antar anda ketempat praktek
perdukunan yang memasangi anda susuk. Saya mohon liyana, demi kebaikan kamu
sendiri.” Tegas dokter rendra.
Gue bingung harus berbuat apa. Diantara kebingungan gue,
dokter rendra dan dokter dae menarik gue ke parkiran dan menyuruh gue untuk
masuk ke mobil. Ternyata dokter rendra bersikeras agar gue melepas susuk gue
saat ini juga. Akhirnya, gue memberitahu dokter rendra tempat praktek
perdukunan si mbah ijal. Sesampainya disana, dokter rendra menyuruh si mbah
untuk melepas susuk gue. Si mbah hanya manut-manut. Sambil mengelus jenggotnya,
doi berkata :
“mbak liyana, maaf sebelumnnya saya lupa ngasi tau si mbak
kalo susuk ini juga punya masa berlaku. Susuk yang mbak pakai ini udah lewat
dari masa berlakunya. Susuk ini masa berlakunya hanya 6 bulan. Jadi memang
sudah saatnya susuk ini untuk dilepas. Susuk ini jika masih dipakai walau sudah
habis masa berlakunya, akan menimbulkan penyakit aneh bagi si pengguna. Sekali
lagi, maafin mbah.” Ujar si mbah ijal.
Akhirnya, doi menyuruh gue untuk membasuh wajah gue dengan
air kelapa muda yang udah dibacain jampi-jampi. Gak butuh waktu lama untuk
membuang susuk-susuk tersebut. Setelah susuk tersebut sudah dipastikan telepas
semua, perlahan kutil yang ada di wajah gue mulai menghilang perlahan. Setelah
mengucapkan terimakasih sama si mbah, gue diantar pulang oleh dokter rendra dan
dokter dae. Esoknya, gue pergi ke gereja untuk memohon ampunan tuhan. Gue
merasa jadi manusia paling bodoh di muka bumi. Dalam isak tangis gue, sebuah
tangan lembut memegang erat pundak gue. Gue berpaling menatap kebelakang. Orang
yang memegang pundak gue ternyata adalah dokter rendra. Gue sedikit terkejut.
Kenapa dokter rendra ada di tempat seperti ini juga? Doi perlahan mulai
melepaskan tangannya di pundak gue dan meraih selembar tisu dari saku jas
putihnya. Dengan telaten, dokter rendra menghapus sisa-sisa air mata gue yang
masih tertinggal disekitar sudut mata. Perlahan, doi mulai meraih gue untuk
didekapnya. Mau gak mau gue tenggelam dalam dekapan dokter rendra. Sambil
mengusap puncak kepala gue dengan lembut, doi berbisik di telinga gue.
“mohon ampunlah yang banyak pada tuhan, liyana. Kemarin itu
tuhan hanya ingin memberikanmu teguran atas perbuatanmu yang tidak mensyukuri
nikmat yang telah ia anugerahkan untuk kamu.” Lirih dokter rendra.
“saya merasa berdosa dok... sangat sangat berdosa sekali.
Apa tuhan masih mau mengampuniaku dok?” tanya gue yang masih terisak.
“percayalah liyana, tuhan maha penyayang kepada para
hambanya. Lagipula, untuk apa kamu pakai susuk? Lihat! Tuhan udah memberkahimu
dengan wajah cantik seperti ini. jika alasannya kamu pakai susuk itu untuk
merebut kembali perhatian mantan pacar kamu, kurasa itu gak ada gunanya. Lihat
mereka, mereka udah bahagia dengan hidup mereka sendiri, berdoa aja agar kamu
pun juga bisa hidup bahagia seperti yang mereka jalani. Mungkin mereka bukan
orang yang digariskan untuk menjadi pendamping hidup kamu. Right?” tanya dokter
rendra sambil tersenyum menatap gue.
Gue hanya tersenyum
simpul. Hingga dokter rendra perlahan mulai mengecup lembut bibir gue ditempat
suci ini.
.........................................
Liyana’s epilog :
Ya, gue dapat pelajaran yang berharga dari kejadian ini dan
juga pertemuan tidak sengaja gue dengan dokter rendra. Gue percaya, tuhan pasti
telah menentukan jodoh terbaik buat gue. Entah siapapun itu. Waktu terus
berputar dan menghadirkan lembaran-lembaran cinta yang baru untuk gue. Ya,
cinta itu hadir ditengah –tengah hubungan gue dengan dokter rendra. Benar
seperti yang dibilang dokter rendra, kecantikan bukanlah segala-galanya. Cinta
tak bisa diukur hanya dengan satuan kecantikan seseorang atau ketampanan
seseorang.
********************
The end....
©November 2013
“untuk mereka yang
menganggap kecantikan adalah SEGALANYA.”
Authorized by :
Amelia ulfa