18 Sep 2013

99,9 Galau FM


Title       : 99,9 Galau FM
Author  : amelia setsuna shan aka. Amelia ulfa
Cast       : tontowi ahmad as owi
Liliyana natsir as liyana
Genre   : comedy romance, galau, happy ending
OST        : bruno mars – stereo heart
**************************

“yyyooo... para galauwers, balik lagi bersama saya tontowi ahmad di acara kesayangan kita ‘lapak galau’ don’t go anywhere cause i’ll back after break. always stay tune in 99,9 galau FM. ‘The galauwers generation!

Liyana’s pov :
Aahhhaaa.... Galau FM on the air! Yiipppyy!! ini dia siaran radio yang paling gue tunggu-tunggu setiap menjelang tengah malam. Ya, maklum lah bro, sist, gue sebagai anak kost-an dengan pemasukan pas-pasan Cuma punya radio tape di kamar kost gue. Oh ya, kita belom kenalan. Gue liyana, mahasiswi semester 4 yang kuliah di bagian desain komunikasi visual. Gue emang punya kebiasaan “INSOMNIA” sejak gue lulus SMA. Ya, ditengah keheningan malam kota jakarta ini gue kembali asyik dengerin suara si penyiar radio galau FM yang namanya tontowi ahmad itu. Suaranya yang syahdu selalu menari-nari di indera pendengaran gue. Jujur aja ya, gue tergila-gila sama si penyiar acara ‘lapak galau’ itu karena suaranya. Yyaaa... bisa dikatakan gue jatuh cinta pada pendengaran pertama, cekikikikikkiikk. Gue hampir gak pernah ketinggalan dengerin suaranya setiap malam, karena bagi gue, Cuma suara doi-lah yang bisa menjadi “LULLABY” buat gue sebelum tidur. Lo pasti penasaran kan dengan acara yang dibawain oleh si penyiar bersuara “emas” itu? Okey, yang pertama gue emang paling demen sama yang namanya “GALAU” yaa... maklumlah anak muda, jaman-jamannya nge-galau geettoohh. “Gak galau? Gak gaul yooo..!!” yeeppsss... itulah jargon gue. Yang ke-2, the reason number 2nd that isgalau song”, ya namanya juga radio galau, pasti suka muterin lagu-lagu galau, baik lagu lokal, maupun lagu luar negeri. Dan yang terakhir, di acara “lapak galau” ini kita para listener dikasi kesempatan dalam acara ini untuk telpon interaktif dan ngasi gombal gembel buat temen kita, atau buat si penyiar dengan suara kece’ yang namanya tontowi itu. Udah aahh... capek rumpik mulu... yuukk ah cyuusss stay tune di 99,9 FM; galau FM, “the galauwers generation!” :p
..........................................................

@studio galau FM :
“yooo... para galauwers, malam ini kita mulai acara “lapak galau” bersama saya tontowi ahmad. Selama 1 jam kedepan, saya akan menemani anda untuk berbagi cerita galau dan fakta  unik seputar galau dari berbagai negara, lalu kita juga punya kisah nyata para galauwers yang bersedia berbagi cerita experience galau mereka, and then, ‘galau song’ and the last, di akhir acara ini kami membuka line telpon untuk para galauwers yang ingin tanya-tanya seputar masalah galau dan cara jitu untuk move-on dari kegalauan anda bersama dokter galau M. Rizal, dan para galauwers juga bisa kirim-kirim kata-kata gombalnya untuk teman, gebetan, si mantan, atau cem-ceman anda para sobat galauwers. Jika saya bilang “gombal gembel??” anda jawab dengan password “gombalin doonngg”. Okey,  Langsung saja, ini dia opening song untuk malam ini, adelle with her single ; don’t you remember. Check it out and enjoyed this song!!”
......................................

When will i see you again...
You left with no good bye not a single word were said...
No final kiss to seal any seams, i had no idea of the state we were in...
I know i have a fickle heart and bitterness and a wandering eye, and a heaviness in my head...
But don’t you remember... don’t you remember... the reason you loved me before...
Baby please remember... me once more...

Liyana’s pov :
Saadaaappp.... ni lagu ajib banget dah ngewakilin hati gue yang lagi galau-galaunya karena dicampakin sama hendra. Gak terasa, air mata gue meleleh denger lagu ini sambil hayatin makna tiap bait lagunya aunty adelle. Adelle emang Te O Pe begete dah kalo bikin lagu galau. Oohh iya, ngomong ngomong tentang hendra yang barusan gue bilang tadi, itu dia sang mantan yang ninggalin gue begitu aja. Jadi begini ceritanya... alkisah, dulu gue sama hendra awalnya Cuma hubungan antara kakak dan adek kelas biasa waktu SMA. Tapi ternyata takdir bicara lain. Jadilah karena hubungan kita yang deket itu, waktu doi perpisahan ke jogja, kebetulan gue ikut sebagai seksi dokumentasi OSIS untuk ngeliput acara perpisahan kakak kelas 12 di jogja. Hendra nembak gue di puncak borobudur, Dan dia nyuruh gue, jikalau nanti gue lulus SMA, gue harus kuliah di kampusnya nanti biar ibarat kata mah satu kampus gitu deh. Akhirnya gue bisa nepatin janji gue ke dia. Tapi, naas setahun yang lalu, waktu itu gue udah hampir 3 bulan gak liat doi di kampus, di SMS pun juga gak pernah nyampe, di telpon apalagi, malah operator yang jawab. Dan dari pengakuan temen-temennya, doi pindah ke surabaya. Yang bikin gue sedih waktu tau dia kekampus sambil gandeng cewek cantik chinese berkacamata. Yaa... ceweknya looking smart gitu deh. Waktu gue sapa dia, eehh sialan, gue dikacangin. Dia sempet noleh ke gue sebentar dan kemudian pergi berlalu. Gue ingat kejadian itu. Kira-kira begini...

Flash back. may, 21st 2012 @liyana’s campus.
“yan, itu bukannya cowok lo ya?? Kok dia gandeng cewek lain??” sahut vita yang keliatan excited saat doi lagi asyik-asyiknya makan mie gemez.

“hhaahh... mana mana??” jawab gue gelagapan. Maklum, si vita ini suka ngejailin gue. Gue pikir dia Cuma ngadalin gue, eh pas gue liat ke samping.....

#jeng... jeng... jeng... jeenngg.....

 Wad de fak yooww... his face like a duck yooww...” umpat gue dalam hati yang terdalam. Ya, sebagai wanita(?) pasti ada rasa cembokur yang membara dalam gelora bung karno, ehh... gelora hati ini. Tuh cewek ngapain sih gandeng-gandeng cowok guweehh??

 gue barusan latah dalem hati pake bahasa anak gaul amrik. itu beneran hendra. Kyyaaa... tapi siapa tuh cewek?? Gandeng gandeng tangan cowok gue. Sumpret! Gue yang udah excited mencoba manggil-manggil hendra.

“nndraa... manndrraa...” teriak gue kalap setengah mamyoy, tapi berujung dengan gue yang salah manggil orang.

“eneng liyan teh kunaon atuh manggil-manggil mang mandra?” tanya si OB kampus, mang mandra.

“haahh?? Saha atuh nu manggil manggil maneh teh mang?? eehh... punten mang, abdi teh salah manggil. Nndrrraa... hhhenndraa...” teriak gue lagi.

#seett....

Yyeess!! Doi nengok ke gue. Dia natap gue lama, lalu tak lama dia melengos pergi. Gue heran sambil ternganga nista ditempat, sedangkan si cewek yang digandeng hendra mulai kepo.

“hun, itu dia manggil kamu kayaknya. kamu kenal dia?” tanya cewek yang digandeng hendra.

“hhaaahh...? gak tuh! Yookk ah jalan.” Ajak hendra yang menarik tangan cewek yang digandengnya.
Flash back end...

Yyaaa... emang sih, lagu lama kaset kusut. Tapi kalau denger lagu ini tetep aja bikin gue galau keingetan si hendra. Lirik lagunya itu lho yang persis kayak yang gue alami waktu itu. Gak percaya?? Mari kita bedah dan telaah isi kandungan dan arti yang tersirat dari yang tersurat dalam lirik lagu si aunty adelle tersebut. Dimulai dari kalimat pertama dalam lagu “when will i see you again?” yang memiliki makna “kapan aku bisa melihatmu lagi?” Kalo di kehidupan gue berarti maksudnya “kapan gue bisa ketemu hendra lagi setelah insiden itu?” Dan selanjutnya, “You left with no good bye not a single word were said” yang dimaksudkan “kau pergi tanpa ucapan selamat tinggal dan tidak juga sepatah katapun yang terucap”. Kalo diartikan lagi di kehidupan gue, hendra emang pergi ninggalin gue tanpa BA-BI-BU-BE-BO, tiba-tiba langsung aja hilang tak tau rimbanya. Ya kira-kira sih begitu. Tapi udah ah... luka lama. Masa lalu boo’. Gak terasa, 1 lagu adelle full diputar. Dan kembali gue terhipnotis mendengar alunan suara syahdu si tontowi yang bikin gue gak nahan. Aadduuhh... suaranya aja kece’, apalagi mukanye? Pasti kece’ badai. Aawwuuhh... mas tontowi, aitakatta... deh sama ente. Gak berasa, udah hampir di segmen akhir acara. Tekad gue udah bulat, mental dah siap. Gue coba hubungin nomor telpon interaktif itu buat ngasi gombalan ke mas tontowi si suara kece. Pas banget gue telpon, langsung diangkat sama doi.

“ iya, halo selamat malam. Dengan siapa dimana?” tanya si tontowi dengan suaranya yang bikin gue meleleh.

“aaa... iya, halo. Dengan liyana di rawamangun.” Jawab gue rada gugup.

“okey, mbak liyana, saat saya bilang “Gombal gembel??” anda harus mengucapkan passwordnya “gombalin doongg...” sudah siap mbak liyana dari rawamangun??” tanya tontowi yang suaranya terlalu cetar jika didengar langsung lewat telpon.

“aahh... haiyya... haiyya. Siap.” Jawab gue mantap.

“gombal gembel??”

“gombalin dooonnggg” jawab gue yang ngucapin passwordnya dengan nerveous.

“oke, mbak liyana mau ngasi gombalan untuk siapa?” tanya tontowi diseberang sana.

“saya mau kasi gombalan ini buat... buat mas tontowi boleh gak?” tanya gue yang malu-malu meong :p

“hhaahhh?? Untuk saya?? Oohhh... boleh-boleh mbak liyana. Yookk monggo.” Jawab si suara kece itu.

“mas towi, mas tau gak suara yang paling indah didunia ini?” tanya gue yang mulai gombal.

“eehhmm... gak tau, emang suara apa??” tanya mas tontowi diseberang sana yang rela gue gombalin.

“mas towi, suara yang terindah didunia ini bagiku adalah ‘suara hatimu memanggil namaku’ mas tontowi. Cekikikikikikk....” Jawab gue pecicilan yang ngeluarin jurus gombal maut gue.

“hehehe... kalo gitu, saya juga punya gombalan buat mbak liyana. Mbak liyana, kamu tau gak hal yang gak akan pernah habis dimakan waktu?” tanya mas owi yang balas gombalan gue.

“gak tau mas, emang apa itu mas?” tanya gue yang mulai hampir jingkrak ditempat saking senengnya. Maklum boo... first experience ini digombalin sama penyiar radio bersua kece’. :p

“ada 1 hal yang gak akan pernah habis dimakan waktu. Yaitu, cinta aku untukmu.” Jawab owi yang membuat gue walhasil klepek-klepek ditempat.

“aaawwuuuhhh.... ccooo cuuwwiiittt...” jawab gue yang udah lupa daratan. Rasanya kayak melayang ke langit ketujuh menuju nirwana.

“heheheh... sudah mbak? Ada yang ingin digombalin lagi mungkin buat pacarnya mungkin?” tanya tontowi si penyiar radio bersuara kece tersebut.

“oke, enough mas. Thankieess mas tontowi, sukses terus ya, makin kece deh suaranya :* “ jawab gue yang mengakhiri telpon interaktif tersebut.

Aaiiiihhh.... itu suara kece banget ssiiihhh?? Makin cinta deh gue sama mas tontowi ahmad. Udah aahhh... mau bobo’ cantik dulu gue. Besok harus buru-buru ke kampus jam 7 pagi.
.......................................

@kampus :
“ttssaaahhh... galau mulu loe ngek.” Celetuk vita yang ngeliat gue ngelamun di meja gue.

“eehhh... lo lupa, gak galau gak gaul yoooww...” jawab gue yang kemudian kembali ngelamun.

“yaaiilllaahh... galau ngape sih lo? Harusnya lo kan seneng hari ini karena semalem lo bisa nge-gombalin penyiar radio idola lo tuh yang namanya siapa tuhh.. tantowi yahya.. eehh siapa sih namanya, kok gue jadi oon begindang yee?” jawab vita.

“tantowi yahya, ndas-mu! Tontowi ahmad mereun, ojo tantowi yahya. Ieu teh jenenganne artis!” jawab gue senewen sambil cubit lengan vita.

“yyaa... pokoknya itu dah. Gue pan dengerin radio semalem noh, Kebetulan pas gue ngidupin radio, radio gue dah stay tune di galau FM, eehh... gue denger suara lo dah. Gombalan lo asli gembel banget!” jawab vita yang noyor kepala gue.

“eetttdaahh... bagenin napa ahh... biar gembel tapi oke kan?” jawab gue pede.

“iisshh pede lo! Hahaha, suara lo ganjen banget tau gak pas lagi ngegombal. “mas towi, mas tau gak suara yang paling indah didunia ini? mas towi, suara yang terindah didunia ini bagiku adalah ‘suara hatimu memanggil namaku’ mas tontowi. Cekikikikikikk....” iisshh sumpret yeehh... gak kuku banget gombalan lo! Adduuuhh... gue yang dengerin aja malu yan.” Jawab vita sambil niruin suara gue semalem.

“aaahhh... lo mah kagak bisa liat gue seneng dikit. Ehh vit, kayaknya gue emang beneran jatuh cintrong deh sama si penyiar radio bersuara kece itu. Gue besok mau ke studio galau FM, gue pengen nanya-nanya sama orang sana, sekalian nyari tau yang namanya tontowi ahmad itu yang mana sih? Yyaa?? Temenin gue yaa?? Please...” mohon gue pada vita.

“wani piro toh cah ayu?” tanya vita yang mulai iseng.

“sewu :p” cetus gue cepat dan walhasil membuat vita terlihat sedikit senewen.

“cibu? Yaeelllaahh... itu mah cukup buat beli ale-ale doang nyyoongg... butet daaahh...” jawab vita yang senewen sambil ngacak-acak rambut gue.

“eehh... jangan salah lo! Sekarang, gopek aja udah bisa buat internetan seharian. Kalo cibu otomatis bisa internetan buat 2 hari!” jawab gue asal.

“bujuugg... ngiklan mulu nih anak. Udah yuukk ah, masuk kelas. Bentar lagi mata kuliahnya bu lindawenik kondekwatik cetaarrrwatik. Kalo telat nanti bisa dibogem lo sama konde sakti-nya yang keramat itu :p” ajak vita yang nyeret-nyeret tubuh mungil(?) gue menyusuri sepanjang koridor kampus.
.............................................

@author pov :
Tontowi terlihat tidak bersemangat hari ini. Entah mengapa sejak siaran semalam, ia jadi mulai sedikit bicara. Dikamar kost-nya yang hanya berukuran 4 x 7 meter persegi itu, ia duduk termenung diatas kasur tipis yang menjadi tempat tidurnya. pikirannya jauh melayang. Ia teringat akan kejadian minggu kelabu 5 bulan yang lalu saat michelle, wanita yang selama ini menemani hari-harinya secara mengejutkan memutuskan hubungan mereka yang sudah terjalin selama 1 tahun.

@flash back, 11 desember 2012.
“wi, gue rasa kayaknya cukup aja hubungan gue sama lo sampe disini.” Jawab michelle enteng. Seperti tak ada rasa bersalah diantara ucapannya.

“putus? Hey, why?? Chelle, kasi gue alasan kenapa lo putusin gue. Apa gue pernah khianatin lo? Apa gue pernah nyakitin hati lo? Atau lo udah bosen sama gue?” cecar tontowi yang mulai kalap.

“heehhh... harusnya lo tuh nyadar ya! Lo itu siapa emang? Okey, mungkin lo emang punya suara yang bagus, tapi sayangnya wajah lo gak selevel sama kualitas suara lo! Lo tau alasan gue selama ini bertahan kenapa?? Gue pacaran sama lo itu terpaksa! Gue hanya mau mengambil keuntungan dari memacari lo. Lagian, siapa juga sih yang mau sama orang kayak lo? Sorry, kita emang beda kasta, wi. Buat apa gue bertahan kalo gak ada rasa cinta sama sekali di dalem hati gue buat lo?” jawab michelle dengan ketusnya.

“chelle, gue gak pernah nyangka ya, selama ini lo bohongin gue. Lo yang khianatin cinta gue buat lo. Apa cinta itu harus selalu dilihat dari tampang? Oke, gue sadar gue emang punya wajah yang pas-pasan. Tapi kalo emang lo tulus sayang sama gue, lo pasti bisa terima kekurangan gue kan?” jawab tontowi yang terlihat begitu kecewa dengan yang diucapkan michelle padanya.

“whatever! Gue gak peduli. Thanks yah, selama ini udah jadi budak cinta gue. Cukup sampe disini. Gue permisi!” jawab michelle yang pergi berlalu meninggalkan tontowi yang terdiam menahan amarah yang meggelora di dalam hatinya.
Flash back end....

Pikirannya terus teringat dihari minggu kelabu itu. Ia ingat betul, itulah detik terakhir ia bertemu dengan michelle sebelum akhirnya michelle harus pergi selama-lamanya karena kecelakaan beruntun saat michelle hendak pulang ke rumahnya. Tontowi memang tak bisa sepenuhnya bangkit dari bayang-bayang michelle yang dulu begitu ia cinta, bahkan hingga detik ini pun masih ia cinta. Meskipun raganya sudah tak ada lagi di dunia ini, tetapi bagi tontowi michelle selalu hidup di dalam hatinya.
Author pov end....
...................................

@galau FM studio, liyana’s pov :
Aaahhhh gillaakk.... nyampe juga akhirnya gue di studionya galau FM. Emang yeehh... kalo lagi jatuh cinta tuh, semuanya dibela-belain. Gue bertekad hari ini, gue harus ketemu dan bicara 4 mata sama penyiar kece itu. Sebelum masuk studio, 2 orang satpam bertubuh tambun nyegat gue lewat kaca di ruang pos security.

“maaf mbak, orang luar dilarang masuk.” Cegat si satpam bertubuh tambun yang berkumis lebat.

“mmm... saya pacarnya mas tontowi, penyiar radio disini. Mas tontowinya ada gak? Kalo saya gak boleh masuk yaa... gakpapa deh pak, asal panggilin dulu mas tontowinya.” Jawab gue yang “NGAKU-NGAKU” pacarnya si penyiar bersuara kece itu.

“oohhh... mbak pacarnya mas tontowi ya? Weesss toh mbak, monggo, biar saya anter ke tempatnya mas tontowi.” Jawab si satpam yang berubah sok manis didepan gue. Ahihihihi... dasar satpam genit, kagak bisa liat cewek cakep dikit kek gue, aaiihh... cucok dehh boooww... :p

Dengan senang hati si satpam itu nganterin gue ke tempat mas tontowi berada. Adduuhh ssuummppreett... senam jantung nih gue. Jantung gue ngepot dag-dig-dug jedeerr nih. Baru aja masuk ke lobi studio, si satpam berhenti dan manggil seorang cowok berperawakan tinggi dengan jambul ‘spike’ ala tintin pakai baju kotak-kotak merah ala pak jokowow. Wajahnya sih biasa-biasa aja, gak jelek, gak ganteng. Yaa... standar lah.

“mmaaasss tontowi...” panggil si satpam kepada si cowok berjambul spike tadi.

Hhaaahhh??? Wad da hell... jadi yang namanya tontowi itu...

“lho, pak sumarjo, ngopo toh pak?” tanya cowok yang ternyata itulah yang bernama tontowi ahmad. Asli, suaranya ajiibb banget.

“iki loh mas, pacar sampeyan mau ketemu sama sampeyan.” Jawab si satpam tadi.

#jjjeeedddeeerr..........

Aadduuuhhh mampus! Ini satpam terlalu polos, bego, tolol, oon, idiot, stupid, ato begimana sihh? Beneran lagi dia bilang ke tontowi kalo gue pacarnya. Adduuhh... appeess. Gue lihat si manusia suara kece itu bengong terheran heran ngeliat gue dari ujung rambut sampe ujung sikil. Sedangkan gue yang mencoba untuk tetep stay calm, stay cool, stay confidence, mencoba memberikan senyuman termanis gue untuk doi.

“pacar saya pak?” tanya tontowi yang matanya gak berpaling ngeliatin gue dari ujung rambut sampe ujung sikil, persis kayak polisi polsek yang ngeliatin tersangka maling ayam pak eRTe.

“iya mas. masa’ sama pacar sendiri lupa sih mas? Yooweess mas, saya ke pos security dulu.” Jawab si satpam yang kemudian berlalu ninggalin gue.

Satu menit...

Dua menit...

Tiga menit...

Kita saling diam. Akhirnya gue inisiatif untuk memulai percakapan. Gue yang duduk disampingnya mencoba ngulurin tangan.

“eehhmm... mas tontowi yaa??” tanya gue yang mulai membuka percakapan.

“eehh... iii... iiyaa...” jawab doi yang keliatan canggung.

“mas tontowi inget saya gak?” tanya gue yang mulai kepedean.

“eehhmm... sorry, tapi kita pernah ketemu dimana sebelumnya?” tanya tontowi heran. Asli mukanya kocak.

“eehhmm... mas lupa sama saya? Ini saya liyana. Masih inget gak?” tanya gue.

“liyana?? Liyana yang mana ya?” tanya doi yang adduuhh sumpret, lemot amir.

“iihh.... mas masa lupa sih sama saya? Ini saya, yang seminggu yang lalu di acara lapak galau yang ngegombalin mas tontowi. Yyaahh... masa lupa siihh?” jawab gue dengan nada kecewa.

“ooohhh... iya, iya saya ingat, saya ingat. Yang dari rawamangun kan?” tanya doi yang mulai sumringah.

“iiiyyaa...” jawab gue semangat.

“hhmmm... kamu ada apa ya ketemu saya kalo boleh tau?” tanya tontowi yang mulai sedikit mencair dari kebisuan dan rasa canggung berlebih.

“gini, mas tontowi... aku.. akuu... aku suka banget loh sama suaranya mas tontowi. Keeceeee... banget kalo didengerin. Aku juga pengen bisa lebih akrab sama mas tontowi boleh yaa??” tanya gue yang mulai to the poin.

“huuumm... gitu. Boleh kok. Oh iya, gak usah panggil mas tontowi, panggil owi aja, biar akrab.” Jawab owi sambil senyum manis.

Si suara kece ini sih emang gak ganteng, tapi hitam manis kayak kecap ABC. Hitam kental(?)nya bikin dia semakin gue gemari. Ditengah tengah situasi kayak begini, perut gue udah mulai konser seriosa di dalem. “krruunnyyukkk... krrunnyyuukkk” yaaa... kira-kira begitulah suaranya. Ampun, mana kedengeran lagi sama owi. Aaiiisshh... turun derajat gue.

“eehhmm... liyana, ikut aku yuk..” ajak owi yang berdiri dari tempat duduk yang ada di lobi sambil ngulurin tangannya ke gue.

“kemana wi? Tapi akunya gak diculik kan?” tanya gue yang mulai negatif thinking.

“hhahaha... enggak lah, masa’ iya aku mau nyulik kamu. Kasian papa-mama kamu nanti kehilangan gadisnya yang cantik.” Jawab owi sambil ketawa lepas.

Aadduuhh... bego banget gue! Kayak bocah aje sih gue sampe bilang “akunya gak diculik kan?” hhaaiiihh...

“Liyana... helloo... liyana?? Ayo, ikut aku sebentar. Cuma ke kantin doang kok.” Jawab owi.

“oohh... iya.. iya... maaf ya wi, udah negatif thinking duluan akunya.” Jawab gue yang malu banget.
...............................

@kantin
“ooohhh... jadi kamu kesini karena penasaran sama aku?” tanya owi yang asli akrab banget orangnya.

“iya, abis aku udah ada hampir setahun dengerin acara “lapak galau” yang kamu bawain setiap senin sampai jumat. Asli lho, suaramu itu kece banget. Apalagi kalo denger langsung kayak gini. Ehh iya, betewe, kamu udah punya cewek belom wi?” tanya gue yang to the point asal nanya.

“eehhmm... hehehe, makasih pujiannya. Suaraku biasa aja kok. Apa? cewek? Cewek itu sejenis apa ya??” tanya owi yang bercanda.

“huahahah... iihhh... bisa aja nih bercandanya. Seriusan, kamu dah punya cewek belom. Secara kan, suaramu bagus, penyiar radio pula.” Jawab gue yang asik nyeruput-nyeruput kuah soto hingga tetes(?) terakhir.

“gak ada tuh. Udah lama jadi jomblo. Muka pas-pasan begini siapa sih yang mau pacaran sama aku?” jawabnye enteng sambil ngabisin kopi luwak yang dipesannya.

“yyeeehh... jangan rendah diri gitu dong. Manusia kan gak ada yang sempurna. Eehh, suaramu kan bagus tuh, nyanyi dong, sebait aja.” Minta gue sama owi.

“oke. Mau minta dinyanyiin lagu apa?” tanya owi.

“kerispatah... eehh.. sorry, kerispatih maksudnya. Yang demi cinta ya??” ucap gue.

Mulailah doi check-check sound. Sambil makan sebutir hexos, doi percaya diri. Aasssiiikkk... suaranya kalo lagi ngomong aja kece, apalagi nyanyi?
..................................

@Few month latter, liyana’s pov :
Semenjak kejadian konyol di studio galau FM itulah, gue jadi semakin deket sama owi. Gak jarang kita sering ketemuan di studio. Hubungan kita udah 7 bulan berjalan. Owi adalah seorang yang berkepribadian menyenangkan. Gue sama doi bisa saling terbuka. Tapi, kira-kira sebulan yang lalu, gue dihadapkan dengan situasi yang gak mengenakkan. Gue waktu itu terlalu bodoh untuk bisa dipengaruhi oleh ucapan-ucapan hoax dari debby cs. Itu terjadi saat ultah kampus gue. Karena diperbolehkan mengajak pasangan ke pesta ultah kampus, walhasil gue ajak owi. Owi memang orang yang sederhana. Jadilah saat itu gue yang udah dandan abis-abisan layaknya artis hollywood yang masuk nominasi piala oscar, dengan gaun merah terang, ternyata harus ditemani seorang pria yang berdandan biasa tanpa ada riasan ataupun setelan jas yang melekat ditubuhnya. Sepertinya owi gak tau kalau ini bukan acara nge-date seperti ke kafe. Asli dandanannya terlalu simple. Hanya baju kemeja kotak-kotak (lagi) dengan warna seperti papan catur dan sepatu sport warna hitam. Tapi saat itu gue yang baru aja dateng gak begitu memusingkan penampilan owi. Namun saat gue ngambilin koktail buat gue dan owi, eehh... dateng deh tuh genk nenek sihir bibir ngepot, debby girls cs. Genk-nya debby emang terkenal rese’ sejagad kampus. Yyaa... seperti inilah kejadiannya :

“eehhh... yaammppyyunn diijjeehh... lo bersinar banget malem ini. Penampilan loe sih udah mewah yaahh... tapi orang yang lo gandeng ke pesta ini kok kayak keliatan bukan pacar lo ya? Tapi maaf-maaf aja nih yee... gue ngomong fakta lhoo... pacar lo itu lebih persis kayak sopir atau jongos lo tau gak. Ceweknya udah dandanan oke, eehh cowoknya masa dandanan kek begitu. Adduuyy... liyana, yang katanya majikan se-seantero kampus kok mau sih pacaran sama cowok yang kek gitu yah? Mau aja lagi dipeluk-peluk sama dia? Iiihhh... gue siihh ogah gaeellaa... jijikk yeeuuhh...” cerocos debby yang pengen rasanya malam itu gue angkut keatas bara api buat dijadiin kambing guling. Gue mulai terpengaruh sama omongan dia. Koktail yang gue pegang bukannya gue minum tapi gue siram ke komuk-nya.

#BYYUUUURRRRRRRR.......

“wwoooiii... jaga tuh congor! Pacar-pacar gue ngape lo yang rempong? Masalah gitu buat lo?” maki gue yang udah kesel.

hheeeyyy... heelooooww... helll to the looww... whats wrong with my “congor”?” tanya debby yang udah kuyup kena tumpahan koktail.

Akhirnya, gue ajak owi pulang. Gue gak betah kayak begini. Gue malu! Gara-gara owi, derajat gue turun. Gue masih terngiang-ngiang ucapannya debby. Ya, gue jadi bahan omongan lagi dikampus. Dan ini semua... aaarrggghhh.... gara-gara owi! Sejak malam memalukan itulah, gue diemin owi terus menerus. Sms, telpon, chatting, gak gue bales. Gue putusin untuk ketemuan sama owi di sebuah sabtu malam di kafe langganan.

“yan, maksud kamu apasih diemin aku kayak gini? Semenjak pesta itu kamu jadi jutek gitu sama aku?” tanya owi yang memecahkan kebisuan diantara kita.

“hheeehhh... nyadar lo! Gara-gara lo tau gak, gue jadi bahan omongan dikampus! Gara-gara lo yang gak bisa atur penampilan, gue harus nanggung malu karena lo! Itu kesalahan lo! Lo udik! Kampungan! Katrok! Ndeso! Malu gue punya pacar kayak lo! Gue minta break aja. Sorry.” Jawab gue yang berteriak-teriak kalap dan pergi ninggalin owi sendirian di meja kafe.

Ttuuhhaaann... dada ini terlalu sesak. Gue gak mau hubungan ini berakhir konyol hanya karena omongan-omongan orang. Gue jadi semakin galau. Gue udah gak tertarik lagi dengar siaran lapak galau owi di galau FM. Hingga suatu hari, vita main ke kost-an gue. Dia heran ngeliat gue yang udah hampir seminggu bolos kuliah. Gue sakit karena perasaan gue sendiri.

“yan, lo kenapa sih? Lo jadi berubah begini. Apa ini semua karena owi?” tanya vita.

“udahlah vit! Jangan omongin dia sekarang. Dia yang udah bikin gue malu!” jawab gue ketus.

“lo salah besar yan! Lo terlalu mudah dipengaruhi sama curut-curut kayak mereka. Lo gak tau seberapa sayangnya owi sama lo. Setiap hari, owi ke kampus, tapi dia gak nemuin lo disana. Dan tadi siang, owi nitipin ini buat lo.” Jawab vita sambil nyodorin sebuah tape recorder ke gue.

“apaan nih?” tanya gue keki.

“udah dengerin aja. Owi minta loe dengerin ini, sebentar aja.” Paksa vita.

Gue terpaksa dengerin rekaman bodoh owi. Dari rekaman di tape recorder tersebut, terdengar sebuah lagu. Lagu bruno mars? Stereo heart? Gue yakin, ini suara owi. Gue terhanyut dalam alunan suaranya hingga lagu berakhir, gue dengar suara dia yang mengucapkan beberapa patah kata. Kira-kira seperti ini ucapannya :

“yan, kamu tau, satu hal yang gak akan pernah habis dimakan waktu. Yaitu, cinta aku untukmu. Kamu pasti ingat kalimat ini kan sayang? Yap, ini pertama kali saat kita saling mendengar suara kita satu sama lain. Aku menganggap kamu spesial karena moment inilah, yang membuat aku selalu teringat sama kamu. Tapi jujur, aku kecewa, ternyata kamu gak bisa menerima aku apa adanya. Kamu terlalu mudah untuk dipengaruhi. Sayang, kamu pasti pernah dengar kan... semakin tinggi pohon, maka semakin kencang pula angin yang menerpanya, benarkan? Aku ikhlas, jikalau kamu emang gak mau kenal lagi sama aku. Aku bisa hormatin keputusanmu. Dari seseorang yang paling menyayangimu, tontowi ahmad.”

Gak terasa, air mata gue meleleh. Gue emang salah. Gue rela kehilangan orang yang menyayangi gue apa adanya karena hasutan seseorang. Gue segera menelpon owi. Gue mau minta maaf. Gue terlalu bodoh.

“wi, aku mau ketemu kamu sekarang. Please.” Jawab gue yang mulai membuka suara.

“lho? Sekarang? Okee... okee.. aku ke kost-an kamu, okey?” balas owi yang sejurus kemudian menutup telponnya.

Tak butuh waktu lama, owi pun sampai ke kost-an gue. Gue persilahkan dia duduk. Gue terdiam sesaat sebelum akhirnya dia angkat bicara.

“apa yang mau kamu omongin yan?”

“gue... gue emang bodoh wi. Gue tau, gak ada manusia yang sempurna. Selama ini gue hanya melihat seseorang dari tampangnya aja.” Jawab gue sedikit terisak.

“maksud kamu apa yan?”

“iya, gue bodoh. Gue mau aja kena hasutan mereka. Dan soal penampilan lo, gue sadar, gue gak bisa memaksain lo untuk harus begini-begitu, karena lo yang paling tau posisi nyaman lo kayak gimana. Gue terlalu ceroboh ngambil keputusan. Wi... gue gak mau kehilangan lo wii...” jawab gue yang langsung memeluk owi dengan erat, seperti esok gak akan pernah bertemu lagi.

“aku ngerti kok yan. Aku juga salah, karena hal kecil seperti ini, kita harus begini. Tapi aku gak pernah dendam sama kamu. Gak berkurang satupun sayangku untuk kamu. Janji ya sama aku, kamu gak boleh galau terus?” jawab owi yang mengulurkan kelingkingnya kearah gue.

“gue janji wi, gue gak bakalan nge-galau lagi. Gue janji, gue bakalan lebih pintar lagi sebelum dihasut seseorang. owi, kamu tau gak suara yang paling indah didunia ini? owi, suara yang terindah didunia ini bagiku adalah ‘suara hatimu memanggil namaku’.” Jawab gue sambil membalas kelingking owi.
**********************

The end....

©2013, authorized by :
Amelia ulfa.



Tidak ada komentar: